Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong terciptanya kolaborasi-kolaborasi global untuk meningkatkan akses data dan pemahaman bencana  sehingga mitigasi bencana akan lebih baik ke depannya.

"Kolaborasi global untuk mendapatkan data dan pemahaman bencana yang lebih baik karena bencana tidak mengenal batas wilayah," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam Webinar Kebijakan dan Strategi Riset serta Inovasi Teknologi Kebencanaan di Jakarta, Kamis.

Handoko menuturkan pengumpulan data yang lebih komprehensif dan pemahaman bencana yang lebih baik berguna untuk pengembangan model dan simulasi yang makin baik.

Baca juga: BRIN: Sistem peringatan dini bencana berbasis kajian risiko bencana

Kolaborasi dengan mitra global tersebut secara khusus perlu dilakukan bersama dengan negara-negara tetangga karena kejadian bencana di negara tetangga bisa berdampak kepada Indonesia, misalnya gempa berkekuatan besar terjadi di negara tetangga tapi tsunaminya sampai ke wilayah Indonesia.

Selain itu, berbagai model harus dikembangkan untuk mitigasi bencana berbasis data ilmiah sehingga bisa memprediksi misalnya potensi tsunami akan menghantam ke arah mana ketika gempa bumi terjadi di titik tertentu.

Dengan pemodelan lebih lanjut berbasis data yang lebih baik dan komprehensif, maka diharapkan kemampuan dan kapasitas untuk melakukan mitigasi kebencanaan juga lebih baik. Pemodelan itu tentunya harus berbasis data-data yang terus diperbarui setiap saat.

"Dari data kita lakukan pemodelan yang mendekati realitas sehingga kita bisa melakukan mitigasi," tutur Handoko.

Di samping itu, Handoko mengharapkan usaha pengembangan teknologi kebencanaan sebagai bagian dari mitigasi bencana bisa mengeksplorasi potensi bisnis untuk mendapatkan dukungan multi pihak karena pengembangan teknologi kebencanaan seperti untuk tsunami dan gempa memerlukan dana yang cukup besar, namun teknologi kebencanaan sebagian besar memiliki pasar terbatas.

Baca juga: BRIN bantu hubungkan industri dengan hasil riset

Teknologi kebencanaan yang ideal dikembangkan adalah teknologi yang praktis, murah, handal, tahan lama, dan akurat. Itu memang merupakan suatu tantangan yang besar.

Handoko mengharapkan teknologi kebencanaan yang dikembangkan periset dan perekayasa di Tanah Air hendaknya merupakan teknologi multi fungsi sehingga bisa berbagi sumber daya untuk kesinambungan pemeliharaan dan operasional teknologi tersebut.

Di sisi lain, BRIN memiliki komponen lengkap untuk melakukan riset dan pengembangan kebencanaan termasuk untuk kajian bencana, pemetaan, pemodelan dan pengembangan teknologi. BRIN juga memiliki tim yang dapat melakukan akuisisi data risiko bencana.

Tentunya, sinergi dan kolaborasi lintas institusi dan disiplin ilmu juga menjadi penting dalam mengembangkan teknologi kebencanaan dan mitigasi bencana yang lebih baik.

*

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021