Makassar (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Muh Nurdin Subandi mengatakan, perbankan di Sulawesi Selatan posisi Juni 2020 masih tumbuh positif.

"Hal itu karena ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman," kata Muh Nurdin pada kegiatan ekspose OJK dalam webinar Jurnalis up date di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan, industri perbankan masih tumbuh positif dengan kinerja intermediasi perbankan yang tetap tinggi.

Sebagai gambaran, total aset perbankan di Sulsel posisi pada posisi Juni 2020 tumbuh 4,99 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp158,76 triliun.

Jumlah tersebut terdiri dari aset Bank Umum Rp155,75 triliun dan aset BPR Rp3,01 triliun. Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp148,76 triliun dan aset perbankan syariah Rp9,99 triliun.

Sedang kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 113,5 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,56 persen.

Khusus industri perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi 14,41 persen yoy dengan nominal Rp9,99 triliun, sejalan dengan pertumbuhan aset perbankan konvensional 4,41 persen yoy dengan nominal Rp148,76 triliun.

Untuk DPK perbankan syariah mencatat pertumbuhan double digit 12,63 persen yoy dengan nominal Rp6,96 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 6,90 persen yoy dengan nominal Rp103,55 triliun.

Sementara industri BPR tetap tumbuh berkelanjutan. Aset BPR tumbuh 7,80 persen yoy menjadi Rp3,01 triliun, dengan DPK yang tumbuh double digit 15,8 persen yoy menjadi Rp2,06 triliun, namun dari sisi penyaluran kredit menurun 3,25 per yoy menjadi Rp2,42 triliun.
 Baca juga: Pengamat apresiasi OJK terbitkan aturan baru soal bank digital
Baca juga: OJK permudah izin produk baru bank melalui POJK 13

 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021