Yang dilakukan KBI dan Aprindo sejalan dengan yang dijalankan Kementerian Perdagangan untuk terus meningkatkan pemanfaatan SRG
Pangkalpinang (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama memanfaatkan resi gudang sebagai upaya menumbuhkan peningkatan pendapatan BUMN tersebut.

"Kerja sama ini merupakan salah satu bagian dari peran KBI sebagai pusat registrasi resi gudang dalam meningkatkan pemanfaatan dan peran resi gudang sehingga ke depan semakin tumbuh," kata Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilis yang diterima, Sabtu.

Dengan adanya sinergisitas KBI dengan Aprindo tersebut, gudang-gudang yang dimiliki anggota Aprindo diharapkan bisa menjadi gudang SRG, sehingga bisa menjangkau daerah-daerah yang menjadi sentra komoditas yang belum ada gudang SRG.

"Sebagai negara yang memiliki wilayah luas dan banyak komoditas, sudah selayaknya pemanfaatan resi gudang semakin tumbuh dan melalui kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan volume barang yang diregistrasi," katanya

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengharapkan anggota Aprindo tidak hanya menjadi off taker atau standing buyer, tapi juga menjadi pengelola gudang SRG.

Selain itu, bagi anggota Aprindo akan mendapatkan kepastian ketersediaan produk dan kestabilan harga dari pengelolaan SRG tersebut.

"Kita tahu supplay chain untuk mendapatkan barang perlu beberapa layer, dengan menjadi pengelola gudang SRG, maka anggota Aprindo langsung bisa mendapatkan barang, dan pada akhirnya masyarakat akan mendapatkan harga yang lebih baik," kata Roy.

Menurut dia, upaya bersama yang dilakukan Aprindo dan KBI tersebut adalah untuk ketersediaan barang, kestabilan harga, dan berujung pada konsumsi.

Sepanjang 2020, jumlah resi gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari delapan komoditas dengan volume 9.593.717 kilogram atau senilai Rp200,784 miliar.

Sedangkan pada 2021, sepanjang semester I jumlah resi gudang yang telah diregistrasi mencapai 230 RG. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 49 persen dibandingkan selama periode yang sama 2020 yang mencapai 154 RG.

Dari sisi jumlah komoditas, sepanjang semester I 2021, jumlah komoditas masuk resi gudang mencapai 10 komoditas, sedangkan pada periode sama tahun sebelumnya enam komoditas.

Dari sisi volume barang, sepanjang semester I 2021, total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517.288 kilogram atau meningkat 44 persen dibandingkan periode yang sama 2020 yang tercatat 3.823.248 kilogram.

Pada sisi nilai barang, sepanjang semester I 2021, total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp170,995 miliar atau meningkat 124 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp76,186 miliar.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, yang turut hadir menyaksikan penandatanganan kesepahaman kerja sama tersebut mengatakan sangat mengapresiasi KBI dan Aprindo sebagai langkah awal untuk memantapkan sinergi dan kolaborasi dalam hal pemanfaatan resi gudang.

Menurut dia, keduanya memiliki posisi strategis karena Aprindo bergerak di bidang retail dan KBI sebagai pusat registrasi resi gudang.

"Yang dilakukan KBI dan Aprindo sejalan dengan yang dijalankan Kementerian Perdagangan untuk terus meningkatkan pemanfaatan SRG," katanya.

Upaya peningkatan pemanfaatan resi gudang merupakan tugas bersama para pemangku kepentingan.

KBI sebagai pusat registrasi resi gudang akan terus melakukan sinergisitas dan aliansi dengan berbagai pihak, baik dengan sesama perusahaan BUMN maupun swasta.

Baca juga: KBI bersiap jadi lembaga kliring perdagangan emas dan aset kripto
Baca juga: KBI gencarkan sosialisasi manfaat resi gudang bagi petani
Baca juga: KBI resmi jalankan fungsi lembaga kliring perdagangan timah

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021