Tolitoli, Sulteng (ANTARA News) - Seorang perawat Puskesmas Kecamatan Tolitoli Utara, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, diperiksa polisi karena diduga terlibat pembunuhan Brigadir Pol Jamaludin, pada Jumat (19/11) malam.

Menurut saksi mata, perawat bernama P itu ikut pesta minuman keras bersama tersangka bernama S yang telah diamankan polisi, kata Kapolres Tolitoli, AKBP Ahmad Ramadhan, di Tolitoli, Sabtu.

Brigadir Pol Jamaludin tewas dalam perjalanan ke rumah sakit setelah dianiaya oleh sejumlah orang yang mabuk akibat pengaruh minuman keras.

Korban tewas akibat kehabisan darah setelah mengalami luka bacok dan luka tembak akibat penganiayaan.

Saat kejadian itu, R, S dan B (masih buron) sedang meneguk minuman keras di depan Puskemas.

Korban menghampiri mereka dan meminta agar bubar namun hal itu membuat mereka tersinggung.

Mereka lalu masuk ke dalam Puskesmas untuk mengambil senjata tajam untuk menyerang polisi itu.

Jamaludin lalu memberikan tembakan peringatan namun S malah menyerang dengan menggunakan parang hingga menyebabkan korban mengalami luka bacok di kepala.

Polisi itu jatuh tersungkur namun sempat melepas tembakan hingga mengenai paha S.

Dengan luka tembak di paha, S merebut revolver milik Jamaludin lalu menembaknya di bagian kepala.

Kapolres mengatakan, perawat itu diduga ikut membantu terjadinya penganiayaan polisi.

"Sebilah parang yang dipakai membacok anggota polisi diambil dari dalam tempat R bekerja," katanya.

Tidak hanya itu, R juga terlibat menyediakan sarana untuk pesta minuman keras.

"Kami masih memeriksanya sebagai saksi, jika ada unsur yang memberatkan, R juga akan kami jadikan tersangka," katanya.

Polisi masih memburu B yang ikut terlibat kasus itu.

"Pada malam kejadian, B langsung menghilang. Kuat dugaan, dia juga terlibat penganiayaan," kata Kapolres.

"Tersangka S merupakan residivis yang sering kali keluar masuk penjara," katanya.

Orang nomor satu di Polres ini juga mengatakan, S sering membuat onar di kampungnya.

S ditangkap di Desa Binontoan, Tolitoli Utara, Tolitoli, pada Sabtu dini hari. "Ia tidak bisa melarikan diri, karena paha kanannya bersarang peluru yang ditembakkan Jamaludin sebelum ia dianiaya hingga tewas," ujarnya.

(ANT-242/S027/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010