Yogyakarta (ANTARA News) - Erupsi Gunung Merapi tidak hanya meluluhlantakkan permukaan bumi di sekitarnya, tetapi juga menyebabkan 282 pengungsi terganggu jiwanya.

Sebanyak 282 pengungsi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami gangguan jiwa, sehingga membutuhkan penanganan khusus.

"Gangguan jiwa yang dialami ratusan pengungsi itu di antaranya depresi, ansaitas (kecemasan), psikosis, insomia (sulit tidur), dan psikosomatis (merasa punya penyakit badan tetapi sumbernya kejiwaan)," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Bondan Agus Suryanto, di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, pemulihan para penyandang gangguan jiwa itu akan dilaksanakan minimal 1.000 kunjungan atau sekitar selama tiga bulan ke depan. Untuk itu, Dinkes telah melakukan semacam pelatihan perawat untuk melaksanakan kunjungan didampingi psikiater dan psikolog.

Para perawat nanti akan melapor jika ada kasus yang membutuhkan pengobatan seperti psikosiati, yang tidak bisa hanya didampingi psikologis tetapi juga obat. Para perawat selanjutnya melaporkan ke psikolog atau dirujuk ke rumah sakit yang menangani kasus kejiwaan.

"Hal itu akan menjadi bagian dari program kesehatan jiwa, dan juga akan dilakukan pemantauan dan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat," katanya.

Ia mengatakan Dinkes DIY juga mempunyai program pelayanan pembersihan dengan melakukan penyemprotan desinfeksi dengan mesin penyemprot. Dinkes DIY juga siap melakukan penyemprotan terutama pada "shelter" yang akan dibangun.

"Kami sudah mendatangkan mesin penyemprot dan siap melakukan penyemproan terutama pada `shelter` yang akan dibangun. Sekop dan cangkul juga akan kami bagikan, bahkan kami mempunyai relawan di lapangan," katanya.

Menurut dia, untuk memantau kualitas air dan udara, Dinkes DIY bekerja sama dengan instansi terkait sebagai antisipasi, sehingga petugas kesehatan dan masyarakat mengetahui apa yang harus dihindari dan dikerjakan.

"Kami hingga kini masih terus melakukan pemeriksaan rutin mulai dari Sleman sampai mengelilingi Merapi. Berdasarkan pemantauan dan pemeriksaan tersebut diperoleh hasil sementara kualitas air di kawasan itu masih cukup bagus," katanya.


200 tenaga kesehatan jiwa

Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan 200 tenaga kesehatan jiwa untuk mendampingi masyarakat yang menjadi korban letusan Gunung Merapi dan mengalami masalah psikologis.

"Sebanyak 200 petugas ini akan dibekali dengan `psicologycal first aid` dan kemudian dimobilisasi ke masyarakat yang terkena dampak bencana letusan Gunung Merapi selama satu bulan," kata Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Irmansyah di Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Yogyakarta, Sabtu.(*)
(U.E013/M008/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010