Beberapa jenis fitoplankton dapat menguntungkan manusia namun sebagian lainnya dapat merugikan
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Balai Bio Industri Laut (BBIL) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Varian Fahmi mengatakan beberapa jenis fitoplankton  berbahaya ditemukan di Teluk Kodek, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

"Beberapa jenis fitoplankton dapat menguntungkan manusia namun sebagian lainnya dapat merugikan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis-jenis fitoplankton di laut, khususnya yang berada di Teluk Kodek, Lombok Utara," kata Varian dalam Webinar Biodiversitas dan Kekayaan Hayati Laut Pulau Lombok yang diselenggarakan Balai Bio Industri Laut LIPI di Jakarta, Selasa.

Varian menuturkan beberapa jenis fitoplankton yang hidup di perairan memiliki peran dalam jaringan makanan dan proses biogeokimia di laut.

Baca juga: Ambon tunggu kajian LIPI terkait ledakan fitoplankton beracun

Fitoplankton juga berperan penting dalam memproduksi kebutuhan oksigen dunia dan siklus biogeokimia secara global karena penggunaan senyawa karbon dalam proses fotosintesis.

Varian menuturkan di Teluk Kodek, kelimpahan fitoplankton pada bulan-bulan di awal dan akhir tahun lebih tinggi dibanding pertengahan tahun.

Dari kegiatan penelitian dan pemantauan di Teluk Kodek, tercatat 66 spesies di mana di antaranya ada beberapa jenis fitoplankton berbahaya baik toksik maupun non toksik.

Baca juga: Tabir surya berpotensi bahayakan kehidupan laut

Beberapa jenis dari genus Gonyaulax mampu menghasilkan toksin yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan berujung kematian pada manusia, dan penyakit itu dikenal dengan keracunan kerang paralitik atau Paraytic Shellfish Poisoning (PSP).

Kemudian, terdapat beberapa spesies dari genus Ceratium yang tergolong berbahaya namun bersifat non toksik yang ditemukan di Teluk Kodek.

Beberapa spesies tersebut diantaranya Ceratium furca yang dapat menyebabkan kematian pada ikan seperti golongan ikan bawal, dan Ceratium fusus yang dapat menyebabkan anoksia di dasar perairan sehingga menyebabkan kematian pada larva invertebrata.

Baca juga: LIPI: Jaga kelestarian keanekaragaman biota laut di Lombok

Ada juga beberapa spesies dari genus Dinophysis yang ditemukan di Teluk Kodek dapat menghasilkan racun yang disebut asam okadaat (okadaic acid) sehingga termasuk dalam fitoplankton berbahaya.

Penyakit yang disebabkan racun tersebut dikenal dengan keracunan kerang diaretik atau Diarrhetic shellfish poisoning (DSP).

Keracunan DSP pada manusia, lanjutnya, dapat terjadi karena mengkonsumsi hewan laut bercangkang terutama kerang yang sudah mengandung asam okadaat.

Gejala yang diakibatkan penyakit tersebut adalah gangguan pencernaan atau diare, mual dan muntah.

Baca juga: Peneliti LIPI: Perairan Lombok Barat kaya potensi teripang komersial

Baca juga: LIPI: Ekosistem karang Basin Wetar dan Palung Timor KTI bervariasi


 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021