data yang menjadi navigasi penanganan COVID-19 dapat lebih akurat
Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah terus mengupayakan melakukan tindakan perbaikan untuk menurunkan angka kematian akibat COVID-19.

"Dimohon kepada pemerintah daerah utamanya yang masih mengalami kenaikan kematian yang tinggi untuk dapat segera melakukan tindakan perbaikan, khususnya kepada Provinsi Jawa Tengah, Lampung, Gorontalo, Bali, dan Bengkulu," ujar Wiku dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan salah satu yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian adalah membaca dan memahami data COVID-19 di wilayahnya masing-masing agar dapat selalu mengantisipasi gejala perkembangan yang terjadi dan dapat langsung bergerak cepat.

Kemudian, lanjut dia, pemerintah daerah juga dapat terus memperkuat posko di tingkat desa atau kelurahan agar dapat menangani warga yang terkena COVID-19 sedini mungkin dan memastikan isolasi dilakukan di tempat terpusat.

"Selain itu, mengkonversi tempat tidur di rumah sakit rujukan di daerahnya apabila belum melakukan konversi," katanya.

Baca juga: Wakil Ketua MPR prihatin angka kematian COVID-19 yang tinggi
Baca juga: Puan: Angka kematian akibat COVID-19 harus jadi evaluasi PPKM


Wiku juga meminta pemerintah daerah untuk terus melakukan pengawasan ketat protokol kesehatan agar penularan di tengah masyarakat dapat ditekan semaksimal mungkin.

Ia menambahkan, pemerintah daerah juga diimbau untuk dapat terus melakukan sinkronisasi dengan kementerian dan lembaga terkait apabila masih terdapat perbedaan data antara pusat dan daerah.

"Dengan demikian, data yang menjadi navigasi penanganan COVID-19 dapat lebih akurat dan kebijakan yang dihasilkan menjadi lebih tepat sasaran," ujar Wiku.

Saat ini, Wiku menyampaikan, kasus kematian di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan di tingkat dunia.

"Persentase kematian akibat COVID-19 di Indonesia saat ini sebesar 3,2 persen, sedangkan di dunia sebesar 2,09 persen," tuturnya.

Menurut dia, masih tingginya penambahan kematian di Indonesia menyebabkan Indonesia menduduki peringkat ke-9 kematian kumulatif tertinggi di dunia.

"Bahkan kenaikan terjadi pada 33 provinsi atau hampir seluruh provinsi di Indonesia," katanya.

Baca juga: 50.000 kasus COVID-19 belum diperbarui imbas keterlambatan laporan
Baca juga: Jubir Menko Marves jelaskan data kematian digunakan setelah perbaikan
Baca juga: Pemerintah perbaiki data kematian agar sesuai kondisi lapangan

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021