Faktor memengaruhi masalah pribadi contohnya pola pikir negatif dan over thinking, merasa cemas, stres, tertekan, kesepian karena masalah akademik, kondisi COVID-19, keluarga dan lainnya.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Psikolog Universitas Brawijaya (UB), Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi, menyebutkan perkuliahan daring menimbulkan empat permasalahan yang dihadapi mahasiswa, yaitu aspek akademik, pribadi, keluarga, dan sosial.

"Menjadi permasalahan tersendiri bagi mahasiswa, mulai dari kecemasan hingga stres," kata Ary dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Rabu.

Faktor akademik, mahasiswa mengalami kesulitan atau kurang jelas dalam memahami materi yang diberikan dosen, media belajar hanya PPT atau suara teks koneksi internet bermasalah, sinyal internet untuk daerah tertentu bermasalah, sehingga kesulitan mencari info tugas dan mengikuti, serta banyaknya tugas tidak sebanding dengan minimnya penjelasan dosen.

Faktor yang memengaruhi masalah pribadi, contohnya pola pikir negatif dan over thinking, merasa cemas, stres, tertekan, kesepian karena masalah akademik, kondisi COVID-19, keluarga dan lainnya.

Faktor keluarga pada umumnya berkaitan dengan kondisi keluarga mahasiswa, seperti terlibat konflik permasalahan dengan keluarga yang tidak diinginkan, lingkungan keluarga yang tidak mendukung, masalah ekonomi karena beberapa orang tua tidak bekerja atau penghasilan menurun karena COVID-19, adanya pola asuh otoriter, keras, dan tradisional, sehingga mereka tertekan.

Sedangkan faktor sosial, tidak dapat berinteraksi dengan orang lain, sehingga merasa kesepian, terisolasi dan tertekan, mengalami perasaan bosan di rumah terus, serta kurangnya komunikasi dengan orang lain.

Ari menjelaskan untuk membantu permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh dosen penasihat akademik.

"Pada intinya mereka hanya ingin didengar, terkadang dengan kita menjadi pendengar, mahasiswa yang sedang melakukan konseling bisa menemukan permasalahannya sendiri," kata Ari.

Dia menambahkan bagi mahasiswa junior, dosen penasihat akademik harus mampu menjaga rahasia, memanfaatkan jaringan pertemanan, serta memperkuat hubungan remaja dengan menyelami dunia remaja, seperti update tren remaja terkait bahasa gaul dan media sosial.

Sementara bagi mahasiswa tingkat akhir atau senior, tugas dosen Pembimbing Akademik, antara lain menggali informasi, seperti masalah yang dihadapi, sejarah, psikososial (latar belakang keluarga dan peristiwa siginifikan).

"Dosen Pembimbing Akademik diharapkan memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, terutama masalah pernikahan dan pengasuh," katanya.
Baca juga: 14 Fakultas UB buka layanan terpadu kekerasan seksual dan perundungan
Baca juga: Belasan ribu mahasiswa baru Universitas Brawijaya ikuti PKKMB daring
Baca juga: Alat "cupping test" kopi mahasiswa UB raih penghargaan di ajang ICGAB

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021