Walaupun pandemi COVID-19 masih berlangsung, namun sejauh ini tidak memberi dampak negatif pada subsektor perkebunan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menyebutkan kinerja subsektor perkebunan mencatatkan pertumbuhan positif dan menjadi salah satu andalan ekspor sektor pertanian di tengah pandemi COVID-19.

Kinerja sektor perkebunan dalam 1,5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan tercermin dari nilai ekspornya yang diperkirakan mencapai 74,31 miliar dolar AS atau Rp1.040,33 triliun hingga akhir 2024.

"Di saat semua sektor terpukul oleh adanya COVID-19, tapi kinerja sektor pertanian tidak terpengaruh, terutama subsektor perkebunan sebagai bagian dari pertanian," kata Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Perkebunan Kementan Heru Tri Widarto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menurut Heru, untuk mengejar seluruh target tersebut, Ditjenbun mendorong pengembangan logistik benih, meningkatkan produksi dan produktivitas, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor.

"Kami juga menjalankan langkah modernisasi perkebunan, pembiayaan melalui kredit usaha rakyat (KUR), peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), optimalisasi jejaring stakeholder," katanya.

Ia menjelaskan instrumen KUR antara lain dapat digunakan untuk melakukan program peremajaan sawit rakyat (PSR) atau replanting yang mencakup 21 provinsi seperti di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Selatan.

"Dengan PSR, maka produktivitas yang dihasilkan pada tanaman periode berikutnya akan lebih tinggi. Industri mendapatkan jaminan pasokan bahan baku dan negara akan mendapatkan devisa lebih tinggi lagi karena kebutuhan sejumlah negara terhadap produk sawit dan turunannya juga semakin meningkat," katanya.

Menurut data Badań Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2021 sebesar 7,07 persen (year on year) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Kontribusi sektor tanaman perkebunan terhadap PDB mencapai 0,33 persen yang dipicu meningkatnya produksi komoditas kelapa sawit karena didukung musim kemarau yang tidak ekstrim, pertambahan luas tanam yang mulai menghasilkan, serta pertumbuhan konsumsi domestik.

"Walaupun pandemi COVID-19 masih berlangsung, namun sejauh ini tidak memberi dampak negatif pada subsektor perkebunan. Perkebunan di luar Jawa dan Bali justru masih memberikan respons positif," kata Heru.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan produksi sektor perkebunan juga tercermin dari Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021, yang mencapai Rp7,29 triliun.

"Ekspor yang dilepas sebesar 627,4 juta ton, yang nilainya Rp7,29 triliun, meliputi komoditas yang pertama perkebunan 564,6 juta ton, tanaman pangan 4,3 juta ton, hortikultura 7,2 juta ton, peternakan 4,0 juta ton, dan beberapa komoditas lainnya," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Baca juga: Kementan: 755 perkebunan sawit telah bersertifikat ISPO
Baca juga: Kementan: UEA tertarik investasi perkebunan tebu dan gula di Indonesia
Baca juga: Pemerintah serius tangani industri sawit agar berkelanjutan


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021