Pengaturan shift kerja sudah sangat baik, kemudian didukung juga dengan area pabrik yang sangat luas tetapi jumlah pekerja tidak terlalu banyak...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan protokol kesehatan (prokes) yang diterapkan industri pengolahan kayu dan furnitur terjaga dengan baik saat meninjau dua perusahaan industri pengolahan kayu dan furnitur di Tangerang.

"Pengaturan shift kerja sudah sangat baik, kemudian didukung juga dengan area pabrik yang sangat luas tetapi jumlah pekerja tidak terlalu banyak, sehingga ada ruang untuk tidak berdekatan," kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

Putu melihat bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah menerapkan pembagian jam kerja menjadi beberapa shift sehingga tidak terjadi kerumunan di lingkungan area pabrik, misalnya tercemin di PT Sumber Graha Sejahtera, Balaraja, Tangerang, Banten.

Melalui penetapan prokes di lingkungan pabrik dengan baik, karyawan di PT Sumber Graha Sejahtera yang terinfeksi COVID-19 persentasenya sangat kecil, tidak sampai 3 persen.

"Berdasarkan laporan dari perusahaan, dari 700 pekerja, hanya 20 orang yang terinveksi Virus Corona," lanjut Putu Juli.

Penetapan prokes yang ketat saat pandemi COVID-19 juga dilakukan PT Gema Graha Sarana (VIVERE Group) di Sukaharja, Tangerang, Banten.

Baca juga: Menperin sidak uji coba prokes di industri esensial

Perusahaan yang sudah melakukan transformasi digital Industri 4.0 serta menjadi salah satu pembicara pada Hannover Messe 2021 itu sudah menerapkan 6M dan 3T yang merujuk pada SE Menperin Nomor 3 Tahun 2021.

Dalam aturan tersebut, terdapat kewajiban penerapan prokes yang mencakup 6M: Memakai masker dengan benar, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan disinfektan, Menjaga jarak, menjauhi dan Mencegah terjadinya kerumunan, Menghindari makan bersama, serta Mengurangi pergerakan yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas pekerjaan.

Sedangkan 3T adalah pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.

"Protokol kesehatan sudah sangat bagus, karena sudah melaksanakan anjuran yang ditetapkan pemerintah seperti melakukan screening terhadap pekerja, kemudian dilengkapi dengan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, sehingga lebih objektif," jelasnya.

Selanjutnya, Putu juga mengimbau perusahaan agar selalu tertib melakukan pelaporan IOMKI yang dilakukan secara elektronik melalui portal Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINas (siinas.kemenperin.go.id).

Baca juga: Luhut minta semua pihak tak lengah uji coba prokes industri esensial

Putu menyebutkan, Kemenperin juga mendorong percepatan vaksinasi bagi para pekerja industri. Melalui upaya tersebut, diharapkan produktivitas manufaktur nasional semakin meningkat, baik itu untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

"Di PT Sumber Graha Sejahtera sudah dilaksanakan vaksinasi dengan bagus dan kalau kita lihat di perusahaan tersebut 98,1 persen pekerjanya sudah divaksinasi, kemudian di PT. Gema Graha Sarana sudah 97 persen," papar Putu.

Ia menambahkan dengan upaya menjaga produktivitas industri manufaktur melalui IOMKI, tercatat ekspor PT Sumber Graha Sejahtera saat ini mampu meningkat hingga 20 persen.

Sebelum pandemi, 50 persen dari produk-produknya dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk ekspor. Sedangkan ketika pandemi produknya 70 persen untuk ekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri.

"Ini terjadi karena kegiatan industri di beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan negara produsen lainnya terganggu akibat pandemi, sehingga kita bisa mengambil pasar ekspor dari negara-negara pesaing tersebut," jelas Putu.

Baca juga: Mengawal keseriusan industri nasional terapkan prokes di area pabrik

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021