"Setelah kurang lebih tiga hari, alat penangkap gempa, Solar Panel yang ada di Gunung Anak Krakatau tidak berfungsi, pada Kamis kemarin alat itu berfungsi tak kurang dari tiga jam 35 menit, merekam 63 kali kegempaan," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Jumat.
Dia menjelaskan, aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau terekam pada Kamis pukul 09 : 22 sampai 12 : 57 WIB, dimana vulkanik dangkal (VB) 14 kali, tremor letusan sembilan kali, hembusan 16 kali, letusan 24 kali.
"Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status GAK pada level II atau `waspada`," katanya menjelaskan.
Pada status itu juga masih menurut Anton, pihaknya masih melarang warga atau turis untuk mendekat pada radius dua kilometer. "Rekomendasi kami masih sama sejak gunung itu masuk pada level II," ujarnya.
Sedangkan untuk ketinggian asap GAK masih menurut Anton, mencapai 1. 000 meter berwarna kelabu kehitam-hitaman mengarah ke utara.
"Visual Gunung Anak Krakatau dilihat dari pos pemantau sangat jelas, seiring dengan cuaca disekitar gunung dan pos pemantau cerah," katanya menambahkan.
Diketahui, salah satu komponen alat penangkap gempa GAK, Solar Panel sejak tanggal 22 Nopember pukul 12 : 31 WIB tidak berfungsi lantaran tertutup oleh debu vulkanik dari perut Gunung Anak Krakatau.(*)
(ANT-152/J006/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
