Terima kasih atas dukungan pemerintah sehingga pasar mobil Indonesia secara ritel bisa naik 39 persen dan wholesale naik 40 persen
Jakarta (ANTARA) - Kebijakan relaksasi penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) 100 persen untuk mobil telah mendongrak pasar mobil Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

"Walaupun COVID-19 sedang melanda kita bisa melihat pemerintah mencoba untuk memberikan dukungan yang optimal sejak Maret melalui relaksasi , sehingga hasilnya bisa kita lihat pasar mobil Indonesia secara ritel kalau dibandingkan tanpa relaksasi naik cukup tinggi 39 persen," ujar Marketing Director dan Corporate Planning & Communications Director PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra dalam workshop daring di Jakarta, Jumat.

Amelia juga menambahkan relaksasi PPnBM itu turut mendongkrak pasar mobil Indonesia secara wholesale yang mengalami kenaikan sebesar 40 persen.

Periode Januari-Februari 2021 tanpa relaksasi pasar mobil Indonesia secara ritel rata-rata per bulan hanya 51.000 unit, namun pada periode Maret-Juli 2021 dengan adanya relaksasi PPnBM pasar mobil Indonesia rata-rata per bulan bisa mencapai 70.000 unit.

Sedangkan periode Januari-Februari 2021 tanpa relaksasi pasar mobil Indonesia secara wholesale rata-rata per bulan hanya 51.000 unit, namun pada periode Maret-Juli 2021 dengan adanya relaksasi PPnBM pasar mobil Indonesia rata-rata per bulan bisa mencapai 72.000 unit.

"Terima kasih atas dukungan pemerintah sehingga pasar mobil Indonesia secara ritel bisa naik 39 persen dan wholesale naik 40 persen," kata Amelia.

Dalam paparannya, Marketing Director dan Corporate Planning & Communications Director Astra Daihatsu MotorBrand itu juga menyampaikan Daihatsu turut mengalami kenaikan penjualan akibat dampak relaksasi PPnBM tersebut, di mana penjualan secara ritel rata-rata per bulan pada periode Maret-Juli 2021 sebanyak 11.900 unit dibandingkan periode tanpa relaksasi Januari-Februari 2021 sebanyak 9.000 unit.

Sedangkan untuk penjualan secara wholesale rata-rata per bulan pada periode Maret-Juli 2021 sebanyak 13.100 unit dibandingkan periode tanpa relaksasi Januari-Februari 2021 sebanyak 9.200 unit.

Sebagaimana diketahui PT Astra International Tbk pada semester I tahun ini mencatatkan laba bersih dari divisi otomotif Grup naik 362 persen menjadi Rp3,3 triliun.

Hal tersebut dikarenakan dampak negatif pandemi terhadap kinerja divisi ini pada kuartal kedua tahun lalu dan langkah-langkah penanggulangannya, serta peningkatan volume penjualan pada semester pertama tahun ini, terutama pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.

Penjualan mobil nasional naik 51 persen menjadi 393.000 unit pada semester I-2021. Sedangkan Penjualan mobil Astra naik 50 persen menjadi 210.000 unit, dengan pangsa pasar stabil sebesar 53 persen. Delapan model baru dan enam model revamped telah diluncurkan pada semester I-2021.

Untuk Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan laba bersih sebesar Rp267 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp296 miliar pada semester pertama tahun lalu, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) dan pasar suku cadang pengganti (replacement market).

Sementara untuk penjualan sepeda motor secara nasional naik 30 persen menjadi 2,5 juta unit pada semester I-2021. Penjualan sepeda motor Honda Astra naik 29 persen menjadi 1,9 juta unit dengan pangsa pasar yang stabil. Empat model baru dan tujuh model revamped telah diluncurkan pada semester I-2021.

Baca juga: Insentif PPnBM DTP sebagai "game changer" industri otomotif

Baca juga: Gaikindo: Relaksasi PPnBM selamatkan industri otomotif

Baca juga: Gaikindo optimistis penjualan mobil penuhi target 750 ribu unit

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021