Waykanan, Lampung (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung menyebutkan, angka gizi buruk di daerah itu per September 2010 tercatat sembilan kasus.

"Sampai dengan saat ini jumlah tersebut sama dengan tahun lalu, "terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan, Sri Widodo, di dampingi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Farida Aryani, di Blambanganumpu, Senin.

Angka tersebut, lanjut Sri, termasuk tinggi sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan berusaha untuk menurunkan.

"Kami juga mengharapkan kepada para ibu yang melahirkan memberi asupan yang bagus kepada bayinya," kata dia.

Asupan bagus, kata dia, tidak harus mahal namun harus dilihat umurnya.

"Untuk balita kita lihat umurnya untuk disesuaikan asupannya dengan kebutuhan kalorinya atau gizinya dan dihitung oleh ahli gizi dari dinas kesehatan," kata dia.

Di pedesaan sebagai misal, lanjut dia, bisa dimanfaatkan bahan makanan dari daun ubi, beras, kacang merah, buah-buahan yang digiling lembut.

"Namun untuk bayi berusia satu sampai dengan enam bulan sebenarnya cukup diberi ASI, ini kadangkala tidak dimengerti," kata dia.

ASI mengandung colustrum atau cairan kuning kental yang di produksi dari kelenjar susu selama beberapa jam setelah melahirkan yang akan memberikan daya tahan tubuh untuk anak terhindar dari penyakit baik diare atau infeksi.

"Cukup ASI saja selama enam bulan sudah bagus. Jika diberi makanan lain akan kelebihan berat badan dan bisa terkena penyakit jantung atau lainnya," terang dia.

Ia menegaskan, ASI eksklusif sebagai penganti makanan sampai enam bulan.

"Ini menjadi tugas kami untuk menyampaikan kepada ibu menyusui selain melakukan pengertian ini pada acara penyuluhan," kata dia.

Gizi buruk terjadi karena bayi lahir dengan berat badan kurang dan tidak diikuti dengan asupan yang baik.

"Kedua lahir dengan normal tapi perkembangan setelah lahir ibunya tidak mengurusinya," kata dia. (ANT-247/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010