Ambon (ANTARA News) - Maluku diguncang gempa tektonik beruntun sejak Sabtu (27/11) hingga Senin subuh dengan kekuatan bervariasi dan tidak menimbulkan korban.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ambon, Irwan Slamet,Senin, mengatakan, sekitar pukul 04.45.19 WIT gempa tektonik berkekuatan 5,4 skala Richter (SR) dengan posisi 6.60 LS - 130.73 BT atau 93 KM Barat Laut Saumlaki, ibu kota kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

"Tidak terjadi gelombang pasang (tsunami) akibat gempa pada kedalaman 35 KM di bawah laut," ujarnya.

Sedangkan pada kemarin (Minggu) gempa berkekuatan 4,1 SR dengan lokasi 2.24 LS - 129.34 BT atau 160 km Barat Laut Bula, ibu kota Kabupaten Seram Bagia Timur (SBT) dengan kedalaman 26 KM di bawah laut.

Sebelumnya pada Sabtu (27/11), sekitar pukul 05.12 WIB terjadi gempa berkekuatan 5,2 SR berpusat 167 Km Timur Laut Ambon (Maluku), 284 KM Tenggara Labuha (Maluku Utara) serta 298 Km Barat Daya dari kota Sorong atau 349 Km Barat Laut Fakfak Provinsi Papua Barat.

Gempa yang terjadi pada posisi 2.53 LS-129.19 BT di kedalaman 10 kilometer itu tidak berpotensi Tsunami.

Irwan memastikan secara intensif BMKG Ambon melakukan pemantauan kemungkinan masih ada gempa susulan, kendati demikian masyaraklat tetap diimbau waspada.

"Wilayah Maluku terutama wilayah bagian tenggara merupakan salah satu daerah rawan gempa sehingga BMKG Ambon senantiasa memantau perkembangannya," katanya.

Irwan mengakui Saumlaki di MTB setiap hari terjadi gempa namun skala sangat kecil sehingga kurang terasa oleh manusia.

Wilayah Maluku merupakan tempat pertemuan empat lempengan bumi yakni lempeng Hindia atau Indo Australia dengan lempengan Euroasia atau lempeng pasifik.

Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat, lempeng Hindia bergerak ke arah utara, kemudian lempeng Asia ke arah selatan, terjadi pertemuan di kawasan laut Banda sampai ke perairan Maluku Tenggara.

Selain Maluku Tenggara, daerah lain yang masuk rawan gempa di Maluku yakni Pulau Seram serta perairan laut Banda karena merupakan tempat pertemuan lempengan bumi yang saling menekan sehingga lokasi ini menjadi tempat paling sering dilanda gempa tektonik.
(ANT/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010