Amlapura (ANTARA News) - Aksi perampokan bersenjata parang terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Senin dinihari yang menimpa dua warga asing, Mrs Loise Renana (40) yang staf Konsulat Belanda, dan kekasihnya Mr Luigi Angelo alias Leo (44) terluka.

"Kedua korban dirampok di villa pribadinya di Banjar Kutuh, Lingkungan Jasi Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan/Kabupaten Karangasem," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Karangasem, AKP Made Mundra, Senin.

Ia menyebutkan, kejadian berlangsung sekira pukul 00.30 Wita, dan diduga, pelaku perampokan berjumlah dua orang.

"Saat melakukan aksinya, kedua perapok membawa arit dan parang. Korban Leo saat itu sempat melakukan perlawanan hingga terluka," katanya.

Dari pengakuannya saat melapor ke Mapolres Karangasem, kata Mundra, korban sempat melihat salah satu pelakunya menggunakan baju hijau dan celana panjang. "Perampok tersebut terbilang cukup nekat karena saat beraksi tidak menggunakan penutup kepala," jelasnya.

Sesaat sebelum kejadian, kata Mundra kedua korban mengaku sedang berada dalam kamar. "Namun, karena ada suara berisik dan disusul dengan gedoran pintu, kedua bule tersebur membuka pintu dan mengintip dari jendela," katanya.

Saat pintu dibuka, ucap Mundra, pelaku langsung menerobos masuk. "Leo berusaha menahannya sehingga terjadi aksi saling dorong. Tenaga Leo kalah kuat karena begitu pintu digebrak mengenai dahi Leo hingga berdarah," katanya.

Bukan itu saja, jelas Mundra, Leo juga nekat menarik arit pelaku hingga tangannya berdarah dan dadanya luka lecet. "Sebelum mengambil barang korban, pelaku juga sempat mengancam dalam bahasa Inggris," ujarnya.

Setelah korbannya tidak bisa melawan, jelas Mundra, pelaku langsung menguras harta korban.

"Barang milik korban yang diambil berupa uang 500 US Dollar, 15.000 Euro, dompet hitam berisi kartu kredit dan SIM Belanda, sepasang anting, seuntai kalung, satu kamera Sony, HP Sony Ericcson dan Nokia.," jelasnya.

Dia mengaku sempat mengamankan beberapa orang yang dicurigai memiliki ciri seperti yang dituturkan korban. "Hanya saja orang tersebut tidak sesuai dengan yang diceritakan, " jelasnya.

Kasus ini, kata Mundra masih di dalami, termasuk memeriksa beberapa saksi.

Dikatakan, pelaku masuk dengan mudah karena villa tersebut tidak berisi pagar. "Siapapun bebas keluar masuk karena tidak berisi pagar," jelasnya.

Gede Dangin, salah seorang saksi, mengaku bahwa sempat mendengar ribut-ribut, hanya saja tidak terpikir terjadi perampokan.

"Saya tidak menyangka kalau itu perampokan," katanya.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010