Sebenarnya gaji UMR dan bukan UMR bukan masalah. Investasi itu earlier you do better
Jakarta (ANTARA) - Co-Founder Zipmex Raymond Sutanto membagikan kiat bagi masyarakat yang ingin berinvestasi meski dengan modal gaji Upah Minimum Regional (UMR).

"Sebenarnya gaji UMR dan bukan UMR bukan masalah. Investasi itu earlier you do better," ujar Raymond dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Menurut Raymond, yang penting adalah niat untuk berinvestasi sedini mungkin secara bertanggung jawab. Oleh karena itu, ia pun membagikan sejumlah tips yang bisa digunakan masyarakat untuk berinvestasi dengan modal gaji UMR.

Pertama, katanya, tentukan tujuan. Niat tentu tidak akan terpancang kuat kalau tidak punya tujuan. Untuk memberikan dasar yang kuat pada niat itu dan membuat semakin yakin dalam berinvestasi, harus ditentukan tujuan terlebih dahulu. Tujuannya bisa apa saja, tergantung apa yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Tujuan tersebut misalnya berencana membeli rumah dalam kurun waktu lima tahun mendatang, membeli motor tahun depan, atau bahkan pensiun dini.

Apapun alasannya, lanjut Raymond, tidak masalah. Yang penting tujuan tersebut masuk akal dan tidak di luar nalar serta berkaitan dengan finansial.

"Tetapkan pula jangka waktu yang anda inginkan, sehingga tujuan anda lebih mudah untuk diukur," ujarnya.

Selanjutnya yaitu membuat perencanaan. Setelah tahu apa tujuannya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, kini saatnya membuat perencanaan.

"Hitung dengan baik berapa take-home pay anda, di luar dari upah lembur. Lalu, alokasikan dana tersebut sesuai dengan persentase yang sudah anda tentukan," kata Raymond.

Menurut Raymond, setiap orang punya caranya masing-masing tergantung kebutuhannya.

Oleh sebab itu, kebutuhan hidup boleh saja memiliki porsi terbesar. Namun, sisanya harus ada yang dialokasikan untuk investasi atau menabung.

Kemudian, agar investasi dapat berjalan lancar, harus disiapkan alokasi dana khusus untuk investasi. Jangan menunggu hingga gaji bulanan tersisa baru berinvestasi. Selain biasanya tidak benar-benar berhasil, hal itu justru jadi menunda apa yang sebenarnya bisa dilakukan lebih cepat.

Selain itu, harus biasakan diri untuk disiplin. Jangan mengurangi besaran tabungan atau investasi yang semestinya disiapkan.

Boleh berinvestasi dengan nominal yang lebih besar, hanya apabila memang tengah memiliki uang lebih. Jangan sampai investasi justru mengganggu arus kas pribadi.

"Kita bisa siapkan uang sesedikit apa pun atau nama lainnya adalah strategi DCA (Dolar Cost Average) lalu beli aset kripto. Misalnya Bitcoin, itu kan, sudah King of Crypto, beli sedikit-sedikit dengan strategi DCA. Nanti tanpa kita sadari, setelah 2-3 bulan, kita akan merasa harganya sudah lebih tinggi," ujar Raymond.

Raymond menambahkan, sebagai investor juga harus belajar.

Ia menegaskan, investasi tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Apa pun jenis asetnya, investor diharapkan memiliki pengetahuan mengenai aset tersebut, baik secara fundamental maupun analisis. Hal itu dibutuhkan agar investor bisa menentukan strategi investasi yang tepat sesuai dengan tujuannya.

"Selain itu, dengan memiliki wawasan atau edukasi yang mumpuni, anda juga jadi lebih matang ketika berinvestasi. Anda bukan hanya mengerti keuntungan yang akan diterima, tetapi juga risiko yang ada. Investasi jadi dapat dilakukan secara bertanggung jawab. Yang tak kalah penting, anda jadi tidak mudah tertipu oleh scam yang mengatasnamakan investasi," kata Raymond.

Baca juga: Indo Premier Sekuritas yakin investasi reksadana akan makin berkembang

Baca juga: OJK: Pelajar perlu dibekali pemahaman keuangan, agar belajar investasi

Baca juga: Investor ritel disarankan pahami risiko investasi di saham unicorn

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021