Jakarta (ANTARA) - Bank Neo Commerce Tbk (BNC) pada tahun ini akan fokus berinvestasi di sektor infrastruktur teknologi guna memperkuat posisinya sebagai salah satu pelopor bank digital di Indonesia.

Baca juga: Mengenal bank digital yang marak di tengah COVID-19

Setelah soft launching aplikasi bank digital pada Maret 2021, BNC meningkatkan besaran investasi, khususnya di sektor teknologi dan keamanan digital, karena aplikasi digital BNC (neo+) telah diunduh lebih dari lima juta kali di Google Play Store dan satu juta unduhan di Apple Store per Agustus 2021.

Direktur Utama BNC, Tjandra Gunawan, mengatakan salah satu faktor penggerak utama peningkatan biaya operasional setelah resmi bertransformasi menjadi bank digital adalah, BNC aktif berinvestasi di bidang teknologi dan keamanan digital yang merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus BNC bangun secara serius.

“Sejak awal tahun 2021, kami juga sangat serius membangun kultur perusahaan yang kredibel, luwes, dan nyaman. Dengan semangat Banking, Above and Beyond. Kami ingin membangun bank digital yang lebih dari sekadar bank, tapi lebih dari itu yang tercermin melalui layanan dan produk perbankan kami yang inovatif," kata Tjandra dalam siaran pers, Senin.

Dalam laporan keuangan semester I, BNC tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp3,8 triliun per posisi Juni 2021 atau meningkat lebih dari 30 persen dibandingkan Juni 2020 sebesar Rp2,9 triliun. Peningkatan berimbas pada kenaikan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) sebesar 42 persen atau setara dengan Rp40 miliar, dari Rp96 miliar di periode Juni 2020 menjadi Rp136 miliar di Juni 2021.

Baca juga: BNC apresiasi peraturan baru OJK soal bank digital-izin produk baru

Aset juga terdapat kenaikan signifikan, sebesar 75 persen, dari Rp4 triliun di Juni 2020 menjadi Rp7 triliun di Juni 2021. Kenaikan di Aset tersebut dimotori kenaikan signifikan di sisi perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK Juni 2021 tercatat Rp5,1 triliun, meningkat sedikitnya 70 persen dibandingkan perolehan di Juni 2020 yang sebesar Rp3 triliun.

Faktor lainnya adalah dalam pengembangan menjadi bank digital adalah BNC harus membekali diri dengan talenta-talenta baru yang sesuai dengan kebutuhan perseroan yang ahli di bidangnya.

“Di semester I, salah satu fokus kami adalah merekrut talenta-talenta yang sesuai dengan kebutuhan Perseroan. Kami mengubah mindset kami yang sebelumnya bank konvensional selama puluhan tahun, menjadi bank digital yang luwes, adaptif, dan inovatif, dan hal tersebut harus tercermin melalui sumber daya manusia yang kami miliki,” jelas Tjandra.

"Dan sejalan dengan new digital user growth, maka tentunya akan ada pos-pos biaya yang meningkat secara linear dengan pertumbuhan digital user kami tersebut. Kami menilai hal itu sesuatu yang wajar, seluruh pengeluaran dari perusahaan selalu berdasarkan penilaian dan peninjauan yang cermat serta proyeksi jangka panjang yang matang, sehingga kami bisa membuat BNC menjadi digital yang didukung dengan teknologi dan keamanan yang mumpuni.”


Baca juga: Adopsi bank digital diprediksi bakal jadi tren

Baca juga: Aplikasi Nobuneo unggulkan fitur Qris

Baca juga: BI sebut pengguna QRIS dekati 9 juta, pengguna didominasi UMKM

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021