Pamekasan (ANTARA News) - Aparat dari jajaran Polsek Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, siap mengusut penyebab tewasnya bocah empat tahun, warga Dusun Sumber Wangi II, Desa Bandaran, di dalam mobil penjemput jemaah haji.

"Kami akan melakukan penyelidikan apakah kematian bocah tersebut ada unsur kesengajaan atau tidak," kata Kapolsek Tlanakan Bambang Sugiharto, Kamis.

Bocah bernama Rico Patrio, anak dari pasangan suami istri Syaiful (35) dan Matus (30) itu ditemukan di sebuah mobil APV bernomor polisi L 1786 WH, salah satu rombongan penjemput Haji Denis dan Hajah Nur Aini, Kamis (2/12) siang.

Kedua orang tua bocah malang itu mengaku, Rico terkunci di dalam mobil karena ia lupa menurunkan anaknya saat rombongan mobil tiba di Desa Bandaran, setelah tiba dari menjemput pasangan keluarga jemaah di Surabaya yang masih tetangga dan kerabat dekatnya itu.

"Tertinggalnya bocah ini yang akan kami selidiki, karena agak mencurigakan," kata Bambang Sugiharto.

Menurut keterangan sejumlah warga yang juga ikut dalam rombongan menjemput jemaah haji itu, kedua orang tua Rico diduga memang lupa menurunkan anaknya.

Saat para penumpang yang ada di dalam mobil itu keluar, termasuk kedua orangtuanya, mobil terkunci dengan sendirinya.

Kejadian terkuncinya bocah berumur empat tahun di dalam mobil itu cukup lama, yakni mulai sekitar pukul 08.00 WIB hingga sekitar pukul 11.00 WIB. Versi lain yang disampaikan warga mulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

"Yang pasti sekitar pukul 11.00 WIB itu ketika orang tua korban, Syaiful, mendatangi mobil, telah menemukan anaknya tidak bernyawa," kata Abdul Qowi, warga setempat.

Saat ditemukan kondisi tubuh Rico membiru. Orang tuanya masih berupaya membawa Rico ke Puskesmas terdekat, namun bocah malang itu tetap tidak tertolong.

Menurut Kapolsek Tlanakan AKP Bambang Sugiharto, jika hasil penyelidikan nantinya memang ditemukan ada unsur kesengajaan dari orang tuanya, maka kedua orang tuanya bisa terjerat hukum pidana.

"Makanya kami masih menunggu hasil penyelidikan," kata Bambang menjelaskan.  (ZIZ/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010