Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan pembelajaran digital dapat memperluas kesempatan guru dan murid menjelajah pengetahuan.

“Melalui pembelajaran digital dapat memperluas kesempatan guru dan murid untuk menjelajah berbagai sumber pengetahuan dan untuk berkolaborasi. Melalui pembelajaran digital juga dapat menjadikan proses belajar jauh lebih menarik, bermanfaat, dan berkeadilan,” ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Produksi konten pembelajaran digital penting imbangi PJJ

Kemendikbudristek bekerja sama dengan United Nations Children's Fund (UNICEF) menyelenggarakan simposium bertajuk “Pembelajaran Digital Berkualitas bagi Semua”. Simposium itu digelar sebagai panggilan untuk berkolaborasi pada berbagai sektor untuk melangkah bersama memajukan pembelajaran digital bagi semua anak di Indonesia.

“Simposium ini akan menjadi momentum bagi kita semua untuk melakukan refleksi dan berbagi praktik baik, dan bersama-sama membangun kolaborasi nyata serta mendorong kerja sama untuk mewujudkan transformasi pembelajaran digital di Indonesia,” kata Iwan.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Kemendikbudristek diberi amanah untuk menyiapkan sebuah disrupsi teknologi untuk membuat lompatan kemajuan pendidikan di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menjawab tantangan revolusi industri 4.0.

“Pendidikan haruslah relevan dalam menjawab berbagai macam dinamika perubahan zaman. Tujuannya menghasilkan SDM yang merdeka, yaitu mandiri dan berdaya dalam menghadapi tantangan zamannya,” ujarnya.

Saat ini, Kemendikbudristek sedang mengembangkan tiga pilar dalam transformasi pembelajaran menggunakan teknologi digital. Pilar pertama, yaitu pengembangan kemampuan talenta digital untuk para pendidik dan tenaga kependidikan.

Baca juga: Mendikbudristek: Teknologi dalam pembelajaran tidak bisa dihindari

Baca juga: Pandemi beri bekal kemampuan digital siswa-guru


Sejak tahun 2018, Kemendikbudristek sudah memiliki program Pembelajaran Berbasis TIK atau PembaTIK. Pada 2018 pesertanya masih berjumlah 6.800, tahun 2019 bertambah menjadi 28.000. Pada 2020 dan 2021, pada saat pandemi peserta PembaTIK meningkat cukup tinggi menjadi 70.000 di tahun 2020 dan tahun ini 80.000.

Pilar kedua, yaitu pengembangan platform dan konten digital dan pilar ketiga adalah pengembangan dan fasilitasi jangkauan jaringan internet, infrastruktur, dan praktik.

“Kemendikbudristek terus menjalin kerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga, khususnya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membangun jaringan internet di seluruh daerah di Indonesia,” terang Iwan.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021