Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Yanizur, mengakui 28 imigran gelap Afghanistan yang kabur dengan menggali terowongan telah memanfaatkan kelemahan yang ada di instansi tersebut.

"Imigran gelap Afghanistan ini memang pintar memanfaatkan kelemahan kami," kata Yanizur kepada ANTARA News di Pekanbaru, Minggu.

Sebanyak 28 imigran gelap Afghanistan kabur dengan menggali terowongan dari sel tahanan hingga ke luar tembok tahanan setinggi tujuh meter pada Sabtu (4/12) malam.

Petugas Rudenim baru berhasil menangkap seorang imigran yang kabur, Muhammad Jalile (28), di semak-semak yang jaraknya tak jauh dari Rudenim Pekanbaru.

Yanizur mengakui bahwa hanya ada dua petugas jaga pada saat kejadian itu, atau lebih sedikit dari biasanya. Padahal, sebelumnya terdapat empat petugas Redenim yang bergiliran jaga setiap malam ditambah seorang petugas dari Polresta Pekanbaru.

Namun, ia membantah berkurangnya jumlah penjaga karena keteledoran. Menurut dia, tiga petugas terpaksa dialihkan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru untuk mengawal seorang imigran yang akan menjalani operasi usus buntu.

"Petugas terpaksa dipecah karena ada yang mengawal di rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan, petugas yang ada juga telah melakukan patroli keliling pada saat kejadian, namun baru mengetahui ada yang melarikan diri sekitar pukul 22.00 WIB.

Kondisi hujan deras pada malam kejadian, lanjutnya, juga menyamarkan suara gaduh yang bisa ditimbulkan oleh para imigran saat proses melarikan diri.

Yanizur juga mengaku sangat geram dengan tindakan para imigran yang kabur karena beberapa diantaranya cukup akrab dengan petugas.

"Ada beberapa dari imigran yang kabur saya kenal karena suka kami ajak main bola voli. Dia jago main voli, tapi ternyata menipu kami juga," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan imigrasi di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru untuk mempersempit ruang gerak para imigran yang kabur.
(T.F012/A011/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010