Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Organisasi Wilayah ICMI DKI Jakarta Ahmad Sanusi mengatakan pihaknya akan mendukung M Hatta Rajasa untuk menduduki pucuk pimpinan Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) pada periode 2010-2015.

Menurut Sanusi, di arena muktamar ICMI V di Bogor, Minggu, bahwa dirinya siap untuk memberikan dukungan penuh bahkan ganjalan dalam pasal AD/ART yang melarang ketua partai politik menjadi pucuk pimpinan ICMI siap untuk diajukan perubahan.

"Kita dukung pak Hatta, kalau Pak Hatta bersedia kita dorong, pasal melarang parpol dicoret," katanya.

Ia mengatakan, selain Hatta Rajasa pihaknya juga menilai beberapa calon kuat lainnya seperti Ilham Habibie, Priyo Budi Santoso, Marwah Daud Ibrahim, Sugiharto.

"Tergantung nanti," katanya. Ia menambahakn saat ini DKI memiliki 150 suara dalam Muktamar V di Bogor ini.

Seperti diberitakan Hatta Rajasa terpilih menjadi Presidium ICMI 2005-2010 pada muktamar ICMI IV di Makasar. Namun kemudian Hatta pada 2010 terpilih menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional.

Menurut Azyumardi Azra karena sebelumnya Hatta dipilih oleh muktamirin pada 2005, sehingga jabatan Hatta diteruskan meski terpilih sebagai ketua umum pada awal 2010.

Dalam muktamar ICMI V ini juga mulai muncul adanya isu kembalinya pucuk pimpinan ICMI presidensial atau ketua umum. Saat ini, bentuk kepemimpinan di ICMI masih kolegial dengan lima orang presidium.

Kelima orang tersebut Marwah Daud Ibrahim, Nanat Fatah Natsir, Hatta Rajasa, Muslimin Nasution dan Azyumardi Azra yang memimpin ICMI untuk periode 2005-2010.

Sekretaris Organisasi Wilayah ICMI DKI Jakarta Ahmad Sansusi mengatakan bisa saja nanti peserta muktamar mengembalikan bentuk kepemimpinan dari semula presidium menjadi ketua umum.

"Tergantung nanti dalam rapat," katanya.

Sebelumnya ICMI memiliki kepemimpinan presidensial dengan ketua umum sebagai pucuk pimpinan. Ketua umum ICMI pertama di Jabat oleh Menteri Riset Teknologi waktu itu Bacharuddin Jusuf Habibie yang memimpin pada 1990-1995 setelah dipilih dalam Muktamar di Malang, Jawa Barat.

Habibie kembali terpilih dalam Muktamar II di Jakarta untuk memimpin pada periode 1995-2000. Namun BJ Habibie meletakan jabatan saat dirinya ditunjuk menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Soeharto pada 1997.

Untuk itu kemudian dipilih Letjen (purn) Achmad Tirtosudiro, salah seorang pendiri sekaligus salah seorang ketua ICMI untuk menjadi ketua umum Plh.

ICMI kembali melakukan muktamar III pada 2000 di Jakarta. Adi Sasono terpilih menjadi ketua umum. Namun ia kemudian mengundurkan diri pada 2003 untuk mendirikan Partai Politik Merdeka.

Majelis Paripurna menyetujui dengan menonaktifkan Adi dan langsung menunjuk Ketua Dewan Pakar Muslimin Nasution sebagai pejabat sementara Ketua Umum ICMI sampai Muktamar ICMI tahun 2005.

Pada muktamar ICMI ke IV di Makasar, bentuk kepemimpinan ICMI berubah menjadi presidium.(*)
(T.M041/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010