kegiatan pengambilan air tanah yang berkurang akibat pengalihan ke pipanisasi air bersih di Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim titik penurunan muka tanah (land subsidence) di DKI Jakarta dalam beberapa tahun terakhir mengalami pengurangan dari sebelumnya sebanyak 20 titik.

"Jika kita sadari dalam beberapa tahun terakhir ini, permukaan tanah yang dulunya ada lebih dari 20 titik, sekarang  hanya menjadi lima titik," kata Anies dalam diskusi Balkoters Talk dengan tema "Pelayanan Merata Air Minum Jakarta" yang digelar secara virtual, Rabu.

Baca juga: DKI ajukan subsidi air bersih Rp33,68 miliar

Hal tersebut, kata Anies, dikarenakan kegiatan pengambilan air tanah yang berkurang akibat pengalihan ke pipanisasi air bersih di Jakarta serta distribusi air dengan menggunakan kios air bersih dan mobil air bersih di Jakarta.

Baca juga: DKI siapkan dua strategi untuk pemenuhan hak atas air bersih

"Ini menunjukkan kegiatan pengambilan air tanah berkurang, karena sudah ada pasokan air dari tempat lain melalui program dari PAM Jaya tersebut," kata Anies.

Semakin banyaknya masyarakat yang beralih dari penggunaan air tanah, kata Anies, tidak lepas dari adanya subsidi yang diberikan Pemprov DKI Jakarta.

Dengan pemberian subsidi juga, Anies menyebut akan menekan biaya rumah tangga di mana tidak semua orang di Jakarta mampu memenuhi hak dasarnya dalam mendapatkan air bersih.

Baca juga: PAM Jaya sosialisasi pemberlakuan tarif baru untuk Kepulauan Seribu

Padahal sebenarnya, untuk nilai perolehan hak sebuah air itu sama. Hal ini disebabkan karena kemampuan ekonomi warga yang tidak merata.

"Biaya hidup rumah tangga turun. Mereka tidak harus mengeluarkan uang ekstra untuk air bersih yang menjadi kebutuhan dasar," ucap Anies menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021