Sydney (ANTARA) - Bursa saham Australia mengalami penurunan terbesar dalam sekitar satu setengah bulan pada perdagangan Kamis, terseret oleh kemerosotan saham penambang global BHP Group Ltd dan pertambangan lainnya, serta berlanjutnya kekhawatiran seputar virus corona yang semakin melemahkan sentimen.

Indeks acuan S&P/ASX 200 terpangkas 1,1 persen menjadi diperdagangkan di 7.444,3 poin pada pukul 00.46 GMT dan menuju penurunan untuk hari kedua berturut-turut.

Sektor pertambangan anjlok 3,1 persen, memperpanjang kerugian mereka untuk hari ketiga berturut-turut dan mencapai level terendah dalam satu setengah minggu.

BHP Group Ltd, yang saat ini memperdagangkan ex-dividen, terpuruk sebanyak 7,4 persen, mencatat penurunan satu hari terbesar sejak 1 Mei 2020.

Penambang terbesar di dunia itu pada 17 Agustus mengatakan akan membayar dividen final sebesar 2 dolar AS (2,71 dolar Australia) per saham, dengan total 10,1 miliar dolar AS.

Membebani penambang lebih lanjut adalah harga bijih besi yang lebih lemah, dengan Rio Tinto Ltd dan Evolution Mining masing-masing turun 0,7 persen dan 1,5 persen.

Perusahaan bioteknologi CSL Ltd dan jaringan supermarket terbesar di Australia Woolworths Group, yang keduanya memperdagangkan ex-dividend, juga masing-masing turun 2,0 persen dan 2,2 persen.

Sementara itu, pihak berwenang Australia pada Rabu memperpanjang penguncian di kota terpadat kedua di negara itu, Melbourne, selama tiga minggu lagi, mengalihkan fokus mereka ke upaya vaksinasi cepat.

Di antara saham dan sektor lainnya, indeks emas turun, dengan Ora Banda Mining Ltd terpuruk 5,0 persen dan Geopacific Resources kehilangan 6,3 persen.

Perusahaan keuangan kelas berat melemah 0,4 persen, dengan perusahaan asuransi kesehatan NIB Holdings turun 2,7 persen dan manajer kekayaan Perpetual Ltd jatuh 2,3 persen.

Sementara itu, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru melemah 0,3 persen pada 13.206,21 poin, terseret oleh saham industri dan perawatan kesehatan. Perusahaan makanan laut Sanford Ltd anjlok 5,7 persen menjadi pencetak kerugian terbesar dalam indeks.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021