Madrid (ANTARA) - Spanyol pada Rabu mengatakan bahwa 70 persen dari populasinya telah sepenuhnya divaksin terhadap COVID-19 sehingga memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah negara itu untuk Agustus.

Sementara itu, tingkat kasus COVID-19 masih cenderung menurun selama sebulan terakhir setelah adanya lonjakan besar kasus infeksi.

Dengan lebih dari 66 juta dosis yang diberikan, sebanyak 70,3 persen dari populasi Spanyol telah menerima suntikan vaksin dosis lengkap hingga 31 Agustus sementara 77 persen telah divaksin sebagian, menurut data Kementerian Kesehatan Spanyol.

"Kami telah mencapai target berkat kekuatan layanan publik nasional, upaya para profesional kesehatan, upaya dari lembaga publik dan kesadaran besar dari warga," kata Perdana Menteri Pedro Sanchez dalam cuitannya di Twitter.


Baca juga: AS, Spanyol setujui pangkalan militer bagi pengungsian Afghanistan


Jumlah rata-rata kasus per 100.000 orang dalam 14 hari terakhir di Spanyol turun menjadi 221 kasus pada Rabu (1/9) dari 233 kasus pada hari sebelumnya, menurut Kementerian Kesehatan.

Dengan demikian, total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Spanyol sejauh ini mencapai lebih dari 4,8 juta.

Namun, angka kematian yang tercatat dalam tujuh hari terakhir meningkat, yakni dengan total 352 jiwa pada laporan Rabu (1/9) dibandingkan 319 korban jiwa pada Selasa (31/8).

Baca juga: Spanyol akan uji coba vaksin COVID buatan sendiri

Dengan demikian, jumlah keseluruhan kematian yang disebabkan oleh infeksi virus corona di Spanyol menjadi sekitar 84.500 jiwa.

Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mendesak warga untuk tetap berhati-hati agar angka kasus COVID-19 yang lebih rendah dapat dicapai.

Namun, sebagai tanda adanya kemajuan, otoritas pusat dan daerah setuju untuk meningkatkan dari 40 persen menjadi maksimal 60 persen untuk jumlah orang yang diizinkan berada di fasilitas olahraga luar ruangan, seperti stadion sepak bola, selama September.

Izin tersebut diberikan sebagai bentuk bantuan untuk klub-klub olahraga yang terkena dampak parah pandemi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Uni Eropa sebut tak akan terburu-buru akui Taliban

Baca juga: Soal Afghanistan, Jenderal AS mengaku "pedih dan marah"

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021