London (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia yang ada di Kerajaan Inggris berlomba lomba mengadakan acara pengalangan dana bagi para korban bencana di tanah air.

Bahkan para pelajar Indonesia yang tengah mengelar Temu Ilmiah Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI) di London bersama LSM Ihsan mengelar acara pengalangan dana untuk para korban yang diadakan di Asia House London .

Musibah yang menimpah saudara di tanah air yang tidak ada habis habisnya mulai dari tsunami hingga gempa tidak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di Kerajaan Inggris.

Berbagai lembaga swadaya masyarakat LSM Indonesia yang tercatat di Inggris seperti Chariot for Children dibawah asuhan Nizma Agustjik dan Indonesian Humanitarian & Social Aid Network IHSAN --charity terdaftar di UK, dengan ketuanya Asyari Usman, berupaya mengalang dana untuk dikirimkan ke tanah air.

Rendhika Harsono dari PPI London mengatakan bahwa PPI UK dan PPI London bersama pemilik Restoran Nusa Dua, Bapak Daus dan Ibu Usye, Sabtu lalu mengelar acara Charity Dinner.

Dalam acara yang berlangsung dari jam satu siang hingga pukul 8 malam di restoran yang terletak di daerah West End, Soho, London tepatnya di jalan Dean Street tidak jauh dari Chinatown berhasil mengumpulkan dana sebesar 945 Pounds ( satu pound sekitar Rp13.980) .

Dana tersebut akan kamu salurkan untuk korban bencana Wasior, bencana Merapi dan bencana Mentawai, ujar Rendhika Harsono.

Menurut Rendhika Harsono, PPI London akan mendistribusikan dana yang ada ditambah dana yang sudah terkumpul sebelumnya melalui dua jalur yaitu melalui media TVOne dan ke organisasi Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).

Berbeda dengan Linda Flanagan, wanita belia yang menikah dengan pria Irlandia yang memberinya dua putri itu mengadakan acara Coffee Morning di hall St. Brendan Pastoral Centre, Tralee, Irlandia.

Linda yang merupakan satu satunya orang Indonesia di kota Tralee itu menyiapkan acara penggalangan dana dibantu rekan rekannya orang Irlandia dan kedua gadis ciliknya Emma dan Eva.

Dana terkumpul 230 Euro dan akan disalurkan lewat Lintang Indonesia, ujar Linda yang menyediakan teh dan kopi buat para tamu, dan beberapa teman menyumbang makanan mulai dari nasi goreng salmon, kue brownies, fruit cake, bread and butter pudding sampe kue pavlova.

Tamu yang hadir mengatakan mereka sangat menikmati terutama anak-anak karena banyak tersedia mainan dan juga adanya face painting yang dilakukan putrinya Emma berhasil mengumpulkan 14 euro, ujar Linda.

Sementara itu Sri Dewi di Birmingham mengadakan bazar kue Indonesia, di gedung perpuatakaan Universitas Birmingham yang hasilnya buat disumbangkan untuk para korban bencana.

Indonesian Humanitarian & Social Aid Network IHSAN yang diketuai oleh Asyari Usman yang sehari hari bekerja di BBC London berhasil mengumpulkan dana sebesar 8,615. Poundsterling dengan kurs Rp13.980 menjadi Rp120.018.300.

Menurut Asyari Usman, sejauh ini, dana yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk membantu korban di Mentawai sebesar 25 juta dan korban Merapi sebesar Rp35 juta.

Warga Merapi yang masih tinggal di pengungsian diperkirakan masih ada sekitar seratusan ribu orang dan mereka masih harus disantuni dengan makanan siap saji. IHSAN akan terus berperan sekuat tenaganya untuk membantu sebagian mereka, ujarnya.

Dikatakannya IHSAN tidak membuat batas waktu penerimaan sumbangan karena akan ikut serba sedikit dalam program jangka menengah/panjang terutama tahap recovery. Asyari Usman mengatakan dana terkumpul diantaranya berasal dari donatur individual dan kelompok.

Dana yang berhasil terkumpul dari Individual Donation berjumlah lebih dari 1.530. Poundsterling sedangkan dana kolektif yang terkumpul dari pengajian KBRI, dari mesjid Newcastle Univ Mosque dan Newcastle Muslim Welfare House.

Selain itu juga sumbangan dari anggota Pengajian al-Ikhlas London, Masyarakat Indonesia di Surrey, Pengajian, PPIMIB Birmingham, PPI Newcastle dan Pengajian East London.

IHSAN juga menerima sumbangan dari sumbangan jemaah Jumatan dari mesjid East London Mosque dan Masjid Selwyn Rd London.

Menurut Asyari Usman, IHSAN, yang berdiri sejak 2005, telah memberikan sumbangan kemanusiaan ketika terjadi berbagai bencana alam di Indonesia.

Dikatakannya IHSAN ikut memberikan bantuan pasca-tsunami besar di Aceh dan memberikan bantuan tanggap darurat dalam bencana banjir besar di Jawa Timur dan gempa bumi besar di Yogyakarta tahun 2006.

Dalam bencana gempa bumi di Tasikmalaya beberapa tahun lalu, IHSAN juga mengirimkan bantaun kemanusiaan dan juga program-program sosial seperti pelaksanaan qurban dan buka puasa bersama.

Begitupun saat terjadinya gempa besar melanda Sumatra Barat akhir September 2009, IHSAN menurunkan tim darurat yang langsung dipimpin ketuanya, Asyari Usman.

Selain itu, IHSAN juga membantu pesantren Prof Hamka di Manijau yang rusak akibat tanah longsor yang dipicu oleh gempa 7.6 skala Richter itu.

IHSAN membuatkan satu gedung kegiatan belajar mengajar senilai hampir Rp200 juta, yang terletaak di lokasi baru di Maninjau timur yang jauh dari dinding pegunungan yang mengitari Danau Maninjau.

Proyek relokasi pesantren Hamka ini juga mendapatkan bantuan dari para donatur Timur Tengah.

Asyari Usman, yang bekerja sebagai wartawan dan penyiar BBC Indonesia di London, mengatakan lembaga amalnya terus melakukan penggalangan dana di Inggris, antara dengan cara mendatangi masjid-masjid untuk meminta kesempatan pengumpulan dana dari para jamaah.

IHSAN juga menghubungi berbagai pengajian masyarakat Indonesia yang tersebar di sejumlah kota/daerah di Inggris serta mengadakan kerja sama dengan berbagai elemen seperti PPI dan KBRI London. Hingga saat ini, IHSAN telah mengumpulkan dana sekitar 10,000 pound atau sekitar Rp140 juta.

Sementara itu Tiwi Price yang memiliki usaha bisnis makanan via internet mengadakan acara Indo Direct Foods mengatakan bersama rekan-rekanya di Indo Kumpul dan masyarakat Indonesia di Bristol mengadakan acara pengumpulan dana.

Dalam acara tersebut diadakan penjualan makanan siap santap oleh perkumpulan orang Indonesia di Bristol, penjualan grocery oleh Indo Direct Foods, penjualan kue dan jajanan pasar oleh Indo Kumpul, fashion & accessories oleh Barita Smith, penjualan makanan khas Indonesia oleh Aqaya dan mbak Wien.

Acara juga dimeriahkan paduan suara Bhineka Tunggal Ika dibawah pimpinan Eddy Gada Manurung dari yang menyanyikan lagu-lagu daerah Indonesia dan barat.

Menurut wanita bersuamikan pria Australia ini, poster acara pengumpulan dana ini disebarkan di sekitar Bristol seperti di supermarket Morrison, halte bus, dan juga diantara kenalan dan kerabat. Masyarakat yang hadir datang dari daerah Wales, Glouchestershire, Bristol and West Country, ujar Tiwi Price.
 
Wasior, Mentawai maupun Gunung Merapi di Jogyakarta memang jauh dari Inggris, tetapi bagi masyarakat Indonesia yang ada di Kerajaan Ratu Elizabeth, terasa dekat dan penderitaan saudara di tanah air juga dirasakan oleh penduduk Indonesia di luar negeri.(ZG/K004)

Oleh Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010