Jakarta (ANTARA) - Program pemberian apresiasi untuk penelitian khususnya bidang kesehatan Ristek/Brin Kalbe Science Awards (RKSA) kembali digelar dan tahun ini penelitian terkait pengendalian COVID-19 menjadi perhatian utamanya, ungkap Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK.

Baca juga: Akses air bersih dan sanitasi jadi prioritas dalam penanganan stunting

"Tidak berarti penelitian lain diabaikan, karena banyak juga penelitian yang bagus-bagus semisal terkait stem cell, penggunaan bahan alam untuk membantu pengobatan COVID-19, makanan sehat dan bahan pangan bergizi untuk anak-anak stunting," ujar dia selaku dewan juri RKSA 2021 dalam konferensi pers virtual "Pendanaan Riset untuk Hilirisasi Penelitian - Update RKSA: Calon Penerima Dana Terpilih", Kamis.

Amin mengatakan, tercatat sebanyak 282 judul penelitian yang diterima sejak masa penyerahan praproposal pada Juli dan kini menyisakan 9 judul untuk dipresentasikan langsung pada dewan juri. Menurut jadwal, presentasi penelitian dilakukan pada bulan September ini.

"Penelitian yang sudah mendekati proses hilirisasi, kalau penelitian baru gagasan atau konsep atau awal mungkin belum masuk kategori RKSA," kata Amin.

Menurut dia, di antara judul penelitian yang diajukan, studi mengenai sel punca cukup menonjol kali ini. Dia memperkirakan banyak peneliti ingin mengembangkannya menjadi produk yang lebih mudah dimanfaatkan masyarakat.

"Selama ini stem cell belum terlalu dikenal masyarakat, kalau ada masih import dan harganya masih mahal. Kami harapkan produk ini bisa membatu mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia," tutur dia.

Penjurian nantinya berakhir pada pemilih tiga judul penelitian yang akan menerima dana penelitian dengan total sebesar Rp1,5 miliar sesuai kebutuhan masing-masing studi. Penelitian terpilih akan dihilirisasi menjadi suatu produk baik barang atau jasa yang diharapkan bisa bermanfaat untuk masyarakat.

Selain Prof Amin, dewan juri yang terlibat dalam RKSA kali ini antara lain: Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU (Ketua Dewan Riset Nasional), Dr. Ir. Roy Alexander Sparringa, M.App.SC. (Senior Advisor BPPT), Dr. Lucia Rizka Andalusia, Apt,. M. Pharm, MARS, (Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan), dr. Sandy Qlintang (Direktur Stem Cell and Cancer Institute & Pharma Metric Labs PT Kalbe Farma Tbk) dan juga juri kehormatan dari Kementerian Ristek/BRIN dan Pendiri PT Kalbe Farma Tbk Dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D.

Ketua RKSA 2021, Apt. Seimtiarti, S.Si, M.M mengatakan, RKSA yang digelar PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini dimulai sejak tahun 2008 dan berlangsung setiap dua tahun sekali.

Program pemberian dana penelitian bagi para peneliti di Indonesia dengan tema Farma dan Biopharma, Cell and genetherapy, e-health, alat kesehatan, diagnostik, makanan minuman kesehatan dan produk bahan alam ini diharapkan bisa mendorong minat peneliti di Indonesia melakukan banyak penelitian dan mencapai proses hilirisasi untuk menjadi produk atau layanan yang dapat dinikmati masyarakat.

Seimtiarti menambahkan, melalui hilirisasi penelitian ini juga diharapkan akan berkontribusi positif dalam peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat dan peningkatan nilai ekonomi nasional.


Baca juga: BKKBN: Setiap desa perlu punya bidan untuk bantu atasi stunting

Baca juga: BKKBN gandeng Kementerian Pertanian untuk atasi stunting

Baca juga: Program Geunaseh turunkan stunting jadi 11,2 persen di Sabang

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021