Jakarta (ANTARA) - Festival film Eropa di Indonesia, Europe on Screen (EoS), tahun ini kembali dengan format daring pada 15-27 September. 

Kali ini, EoS menghadirkan total 54 film dari berbagai negara di benua Eropa, termasuk film-film yang mewakili negara di ajang bergengsi seperti Academy Awards hingga Festival Film Cannes.

"Europe on Screen online edition ini adalah kedua kalinya digelar di Indonesia. Digelar virtual karena kita harus beradaptasi dengan pandemi COVID-19 yang mempengaruhi banyak sektor termasuk film, literatur, dan kesenian," kata Kepala Politik, Pers, dan Informasi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Margus Solnson dalam jumpa pers daring, Jumat.

Baca juga: Cerita Timothee Chalamet perankan Paul Atreides di film "Dune"

"Walaupun digelar daring, Europe on Screen terus menjunjung kualitas film terbaik Eropa dan memberikan akses luas bagi para penggemar film di Indonesia," ujarnya menambahkan.

Anggota panitia penyelenggara EoS, Meninaputri Wismurti, mengatakan pihaknya sempat ingin menggelar festival secara hibrida, namun, pandemi dan sejumlah pembatasan serta penyesuaian akan pelaksanaan aktivitas secara luring masih mengharuskan penyelenggara untuk menyelenggarakannya secara daring.

"Tahun ini kami hadir kembali dalam bentuk virtual. Saya rasa hal ini harus tetap dilakukan walaupun kami punya ambisi untuk hadirkan secara hybrid. Mengingat kondisi masih PPKM dan harus terus disiplin protokol kesehatan dan menjaga diri masing-masing, kami memutuskan untuk adakan dalam edisi online," jelas Putri.

Meski demikian, Putri mengatakan pihaknya menghadirkan berbagai program dan variasi film yang bisa diakses secara gratis oleh para pecinta film di Indonesia.

EoS 2021 nantinya dibuka film dari Finlandia, "Ensilumi" atau "Any Day Now" karya sutradara Hamy Ramezan yang merupakan seorang imigran.

Sementara, film penutup adalah "We Are the Thousand" dari Italia, yang merupakan film dokumenter tentang musik oleh Anita Rivaroli.

Terdapat sejumlah segmen di festival film ini. Pertama adalah Program Festivities yang menayangkan film fitur panjang. Beberapa di antaranya adalah "438 Days" (Swedia), "After Love" (Inggris), dan"Schoolgirls" (Spanyol).

Ada pula beberapa film yang mewakili negara pembuatnya di Academy Awards di kategori Film Internasional Terbaik, antara lain "Bulado" (Belanda), "Hope" (Norwegia), dan "Let There Be Light" (Slovakia).

Lebih lanjut, ada juga Program Realities yang menampilkan film dokumenter panjang. Beberapa di antaranya adalah "Collective" yang mewakili Romania untuk Academy Awards sekaligus pemenang film dokumenter terbaik di beberapa festival film, lalu ada "Dealing with Death" (Belanda), dan "Mr. Bachmann and His Class" (Jerman).

EoS 2021 juga menampilkan tiga film finalis EoS Short Film Pitching Project 2020 yaitu "Ghulan" (Nashiru Setiawan, Malang), "Tour de Serpong" (Steven Vicky S, Tangerang), dan "Marta, I'm Home" (Patrick Warmanda, Jakarta). Tahun ini, EoS Short Film Pitching Project juga dihelat dengan 8 judul proyek film pendek dari sineas muda Indonesia yang sudah diumumkan EoS.

Penonton juga bisa menyimak diskusi film ini bersama kreator di baliknya melalui acara Film Talks yang jadwalnya bisa diakses di laman web dan media sosial resmi EoS.


Baca juga: "Penyalin Cahaya" Wregas Bhanuteja masuk kompetisi Busan Film Festival

Baca juga: Bong Joon-ho: COVID-19 akan berlalu dan sinema akan bangkit lagi

Baca juga: Festival Film Venesia hadir lagi, dengan masker dan tes COVID-19

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021