Syed Ali Shah Geelani, 91 tahun, dimakamkan di dekat rumahnya di kota itu. Di sana, tentara berpatroli di jalan-jalan untuk mencegah protes skala besar dan pertemuan di masjid.
Pergerakan publik dibatasi di kota itu dan di tempat lain di Kashmir, kata seorang pejabat pemerintah.
"Lebih banyak tentara telah dikerahkan di daerah-daerah sensitif dan lebih banyak jalan telah dibarikade," kata pejabat itu kepada Reuters tanpa menyebut nama.
Untuk hari kedua, komunikasi terganggu. Jaringan seluler dan layanan internet di lembah Kashmir sebagian besar diputus.
Selama bertahun-tahun, Geelani, salah satu pemimpin politik paling senior di Kashmir, memimpin faksi garis keras kelompok separatis yang berusaha memisahkan diri dari India, menyusul pemberontakan bersenjata melawan New Delhi.
Kashmir telah lama menjadi wilayah konflik antara India dan saingan beratnya Pakistan, yang mengklaim wilayah itu secara penuh tetapi hanya menguasai sebagian.
Baca juga: India ubah UU kontroversial pertanahan di Kashmir
Ketegangan antara dua tetangga bersenjata nuklir itu kembali muncul pada Agustus 2019, ketika New Delhi mencabut otonomi Negara Bagian Jammu dan Kashmir, membaginya menjadi dua wilayah yang dikelola federal.
Toko-toko ditutup di beberapa bagian Srinagar. Banyak jalan sepi dan gulungan kawat berduri terlihat di mana-mana.
Tentara dengan senapan serbu menjaga pos pemeriksaan.
Pekerja kesehatan Shakeel Ahmad mengatakan dia harus melewati lebih banyak barikade pada Jumat, dibandingkan sehari sebelumnya, untuk sampai ke rumah sakit tempatnya bekerja.
"Saya dihentikan di beberapa tempat," katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: India, Pakistan sepakat hentikan baku tembak di wilayah Kashmir
Baca juga: India tunjuk politisi veteran untuk pimpin Kashmir yang bergolak
Pakaian musim dingin laku keras saat Srinagar membeku
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021