Jakarta (ANTARA) - FLORE, musisi asal Jerman, menghadirkan "Cigarrete" untuk menggambarkan sebuah cinta yang toksik dan efeknya bagi kehidupan manusia.

"Lagu ini memfokuskan pada sisi cinta yang menghancurkan diri sendiri. Saya sering membuat lagu tentang tersakiti dan rasa panas yang terus berlangsung. Jadi saya menghadirkan 'Cigarrete' dan 'Bad Medicine' untuk sesuatu yang memang tidak perlu diperbaiki," katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu.

FLORE meski berasal dari daratan Eropa, ia memiliki basis penggemar dan pendengar setia dari karya- karyanya di beberapa stasiun radio lokal di Indonesia.

Baginya, lagu "Cigarrete" menjadi rehabilitasi diri bagi para orang yang tersakiti agar bisa terhindar dan tak lagi terlibat dalam hubungan cinta yang tak sehat.

"Cigarette" pun merupakan loncatan menuju penampilan pop FLORE yang akan membawa diri dan kemampuannya mengemas lagu dari kerentanan dan rasa sakit menjadi lagu dengan kenangan yang susah dilupakan.

Sebelumnya, ia sempat merilis single "Bad Medicine" di tahun ini yang turut mengisahkan bagaimana perasaan cinta yang harusnya menjadi obat justru berakhir buruk saat diagung-agungkan dengan berlebihan.

Hingga saat ini, FLORE telah mencapai total 5,7 juta streams di Spotify sambil mengerjakan album mini keduanya "ROMANIAC" yang akan rilis pada musim semi 2021.

Selain itu, ia tampil di daftar putar ‘Radar GSA’ Spotify yang menampilkan musik dari beberapa musisi yang sedang naik daun dari Jerman, Swiss, Austria.

Lagu nya juga berada pada daftar playlist populer di 20 negara diantaranya; New Music Friday US, Southeast Asia & Korea. FLORE juga sempat tampil di konser virtual pertamanya lewat Amazon Music pada awal Mei 2021.

Baca juga: Wheein MAMAMOO resmi gabung label musik baru THE L1VE

Baca juga: Troubadour: Roh Baru Irwin Ardy

Baca juga: Cerminan perjalanan diri Jinan Laetitia dalam "Forgive"

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021