Martapura (ANTARA News) - Penobatan Raja Muda Kesultanan Banjar atas Khairul Saleh dinilai sebagai salah satu cara mengangkat budaya daerah, agar kembali lebih dikenal masyarakat luas.

Hal itu dikatakan budayawan Kalimantan Selatan, Adjim Arijadi usai mengikuti prosesi upacara "Badudus" atau mandi-mandi yang dilakukan Khairul Saleh di halaman Mahligai Sultan Adam Martapura, Jumat.

"Penobatan raja muda merupakan salah satu cara mengangkat budaya daerah yang telah lama tenggelam sehingga kembali bisa dikenal masyarakat luas," ujarnya.

Menurut dia, melalui penobatan raja muda itu diharapkan mampu mengangkat budaya dan adat istiadat daerah yang terlupakan di antaranya upacara "Badudus" yang bertujuan membersihkan diri dan pikiran dari hal negatif.

"Di antara masyarakat suku Banjar sendiri mungkin banyak yang belum mengetahui apa itu "Badudus" sehingga upacara yang menjadi bagian penobatan raja muda itu tepat sebagai upaya mengangkat budaya daerah," ujarnya.

Datuk Cendekia Hikmatullah Kesultanan Serdang, Mahyudin Al Mudra, mengatakan, penobatan raja muda berperan membangkitkan kembali citra dan jadi diri daerah yang memiliki kekhasan budaya dan adat istiadat.

"Penobatan raja muda yang diisi dengan berbagai kegiatan budaya ini juga mampu membangun kebanggaan masyarakat Banjar maupun Kalsel umumnya, karena memiliki budaya dan adat istiadat sekaligus identitas diri," ujarnya.

Dikatakannya, beragam kegiatan budaya yang mengiringi prosesi penobatan raja muda itu juga diharapkan mampu menjadi dasar pelestarian dan pengembangan budaya daerah sehingga sudah sepatutnya didukung semua pihak.

"Penobatan raja muda ini bukan sebagai bentuk feodalisme baru tetapi sebagai bentuk pelestarian dan pengembangan budaya daerah yang sudah lama ditinggalkan," ujar tokoh masyarakat Banjar, Gusti Perbatasari Rahmatillah.

Upacara "Badudus" menandai penobatan Khairul Saleh yang juga menjabat Bupati Banjar sebagai Raja Muda dan mendapat gelar Pangeran yang diberikan `juriat` dan `tetuha` adat Kesultanan Banjar.

Usai "Badudus" dilanjutkan upacara tapung tawar yang dilakukan para `tetuha` adat dengan cara memercikkan air yang telah diberi doa-doa untuk keselamatan calon raja muda tersebut.

Rencananya, penobatan yang berlangsung dalam upacara adat Banjar dilaksanakan Minggu (12/12) di Mahligai Sultan Adam Martapura dihadiri sejumlah raja dan pangeran dari kerajaan di tanah air.  (ANT-128/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010