Palangka Raya (ANTARA News) - Penasehat Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, meminta saat penerimaan masuk sekolah dasar (SD) tidak diperbolehkan lagi adanya tes membaca, menulis dan berhitung (calistung).

"Kami mengingatkan agar tidak lagi dilakukan tes calistung, sebagai ketentuan bisa tidaknya anak memasuki sekolah yang diinginkan," katanya pada seminar tentang pendidikan usia dini yang di buka Walikota Palangka Raya HM Riban Satia, Ahad.

Dunia anak adalah dunia bermain, jadi pada usia prasekolah, jangan sampai dibebani dengan pelajaran - pelajaran yang berat yang bukan porsi untuk anak - anak prasekolah seperti matematika, belajar menulis dan sebagainya.

"Namanya juga taman kanak - kanak (TK) bukan sekolah taman kanak - kanak, karena standar kompetensi nasioanal kita adalah untuk semua wilayah sekolah dasar (SD),"ucapnya.

Ia mengimbau, agar tetap mengkampanyekan Kota Palangka Raya dan Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai wilayah yang bebas dari tindak kekerasan terhadap anak.

Jadikan kota yang ramah anak dan kota yang layak anak harus terus dipertahankan, dan selalu diingatkan kepada pendidik apakah itu guru dan orang tua untuk tidak melakukan tindak kekerasan terhadap putra - putrinya.

Sementara itu, Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia mengatakan, selama ini tidak ada lagi tes calistung ketika penerimaan siswa baru (PSB) di SD, terlebih adanya program wajib belajr (Wajar) sembilan tahun.

Tes yang dilakukan hanya untuk mengetahui pengetahuan awal bagi anak, bukan untuk syarat diterima atau tidaknya masuk sekolah, jadi tidak ada ketentuan khusus dari sekolah harus bisa calistung.

"Tolong informasikan kepada pihak kami jika ada sekolah yang masih memberlakukan tes calistung,"tuturnya.

Ia mengharapkan pada para pendidik harus memperoleh ilmu baru sehingga wawasan lebih bertambah mengenai mendidik anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.

"Karena mereka ini adalah anak - anak ini yang menjadi generasi penerus bangsa ini, sehingga sejak pra sekolah mereka harus mendapat pendidikan yang baik sesuai,"ujarnya.

Diakuinya selama ini pendidikan dan pelatihan bagi guru PAUD sangat minim, untuk mengatasinya salah satunya dengan mengadakan seminar dalam rangka mendidik anak prasekolah.

Ditambahkannya, pemerintah kota (Pemkot) selalu meningkatkan bidang pendidikan tidak hanya sarana dan prasana tetapi juga kualitas dari tenaga pendidik dan siswa agar dapat berjalan seimbang.

"Biarpun sarana dan prasarana bagus tapi kualitas guru dan anak tidak seimbang akan menjadi percuma," kata Riban Satia yang juga Dekan Fisip Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. (ANT-221/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010