Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rendahnya penelusuran kontak erat pasien COVID-19 atau rasio kontak erat menjadi alasan sejumlah daerah kesulitan untuk bisa turun level PPKM.

"Contohnya adalah rasio kontak erat. Meskipun telah terjadi kenaikan signifikan rasio kontak erat dari 3,37 di awal Agustus menjadi 7,89 per 5 September, namun pada banyak daerah rasio kontak eratnya masih di bawah 5, sehingga kemudian menghambat daerah tersebut untuk turun level," katanya dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Luhut mengatakan penelusuran kontak erat perlu terus ditingkatkan. Ia berharap rata-rata rasio kontak erat bisa mencapai 10 orang dalam dua hingga tiga minggu ke depan.

Baca juga: Pemerintah tambah kapasitas dan perpanjang durasi makan di tempat
Baca juga: Menko Airlangga : 3,9 juta orang daftar Kartu Prakerja gelombang 19
Baca juga: Airlangga: 23 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali perpanjang PPKM Level 4


"Ini penting sekali, kami berharap memang bisa sampai rata-rata 10 kontak erat target pada waktu dua hingga tiga minggu ke depan," ujarnya.

Luhut menuturkan meskipun indikator transmisi atau penularan mengalami perbaikan, namun respon pemerintah daerah untuk mencegah penambahan kasus COVID-19 masih terbilang rendah.

"Meskipun indikator transmisi mengalami perbaikan seperti yang saya sebutkan di atas, namun indikator respons kesehatan pada banyak wilayah kota/kabupaten masih belum memenuhi target yang ingin kami capai. Fokus inilah yang menjadi prioritas pemerintah dalam beberapa minggu ke depan," imbuhnya.

Luhut mengatakan hal itu pun jadi salah satu instruksi Presiden Jokowi agar segera dilakukan perbaikan dengan cermat.

"Presiden meminta kami, memerintahkan kami untuk melakukan ini semua dengan cermat," pungkas Luhut.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021