Benar-benar kacau. Orang-orang berlarian ke berbagai penjuru,
Kinshasa (ANTARA) - Kelompok militan bersenjatakan golok, tongkat, dan pentungan membunuh sedikitnya 30 warga desa di Republik Demokratik Kongo timur, kata pejabat dan saksi mata.

Orang-orang bersenjata yang diduga merupakan anggota Tentara Demokratik Bersatu (AFD) itu menyerbu Desa Makutano pada Sabtu (4/9) dini hari, kata beberapa pejabat kepada Reuters.

Desa Makutano terletak di utara Kota Ocha di Provinsi Kivu Utara.

Seorang warga desa bernama Melielo Omeonga mengatakan ia dibangunkan oleh putranya ketika penyerbuan terjadi.

Putranya tersebut kemudian menjadi salah satu korban jiwa dalam serangan itu.

"Benar-benar kacau. Orang-orang berlarian ke berbagai penjuru," kata Christophe Munyanderu dari kelompok Kongo pembela hak asasi manusia, Convention for the Respect of Human Rights.

Tidak ada kelompok yang mengaku sebagai pelaku serangan.

Baca juga: Militan serang konvoi di Kongo, empat tewas, puluhan diculik

ADF, yang terbentuk di negara tetangga, Uganda, dan menyebut kelompoknya merupakan sekutu ISIS, jarang mengeluarkan pernyataan secara terbuka.

Sementara itu, seorang juru bicara militer Kongo mengatakan pasukan sedang menyisir lokasi "sambil menunggu langkah-langkah yang akan dijalankan selanjutnya".

Pihak berwenang Kongo serta kelompok-kelompok pembela HAM sebelumnya menuduh ADF telah membunuh ratusan warga sipil dalam serangkaian serangan.

Tindakan itu diduga merupakan pembalasan terhadap serangan yang dialami kelompok mereka oleh pasukan pemerintah sejak akhir 2019.

Baca juga: Terduga militan Kongo serang desa, 19 orang tewas

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan serangan oleh orang-orang militan bisa dianggap sebagai kejahatan perang.

Pada Mei, pemerintah Republik Demokratik Kongo menyatakan darurat militer di dua provinsi bagian timur.

Status tersebut diberlakukan sebagai upaya untuk mengakhiri situasi tak aman, yang telah mencengkeram daerah yang kaya akan mineral itu sejak perang saudara berakhir pada 2013.

Namun, pertumpahan darah masih saja terjadi.

PBB pada Agustus mengirim belasan tentara khusus ke daerah itu untuk menilai kemampuan militer Kongo membasmi terorisme.

Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: 55 orang tewas dalam dua serangan di Kongo timur
Baca juga: Republik Demokratik Kongo umumkan pengepungan karena serangan militan

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021