Padang (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan peringatan Hari Nusantara memiliki arti yang sangat strategis dan bermakna sangat dalam memperkuat eksistensi Negara Kesatuan.

"Sebab pada Deklarasi pemerintah pada 1957 atau dikenal dengan Deklarasi Djuanda adalah pernyataan dan penegasan pada masyarakat internasional tentang penyatuan wilayah Indonesia yang utuh dan tidak bisa dipisahkan antara wilayah laut dengan wilayah daratan," kata Fadel sebagaimana disampaikan Kapusdatin KKP Soen`an H. Purnomo kepada ANTARA Padang, Senin.

Peringatan Hari Nusantara ke-11 tahun 2010 oleh pemerintah dipusatkan di kota Balikpapan Provinsi Kalimatan Timur diikuti 3.000 peserta yang terdiri atas instansi pemerintah (Pusat dan daerah), dunia usaha, mahasiswa, siswa dan pemuda, dan masyarakat nelayan, pelaut dan pembudidaya ikan.

Dalam agenda  itu juga ikut atlet Pemenang Lomba Dayung perahu naga di Cina yang mengharumkan nama Indonesia dengan persembahan medali emas pada Asian Games di Cina beberapa waktu yang lalu.

Peringatan Hari Nusantara di laksanakan tidak hanya dilaksanakan di tingkat nasional namun di daerah-daerah, dan instansi pemerintah juga dilaksanakannya dengan penuh antusias.

"Bukti peringatan serentak itu adalah telah dilaksanakan gerakan bersih laut secara serentak di Indonesia, terutama di pelabuhan-pelabuhan niaga dan perikanan, serta di sepanjang pantai," katanya.

Selain itu juga seminar menyangkut dengan "budaya Bahari", Kebijakan tentang Ocean economic dan Ocean Governance yang dilaksanakan oleh Dewan Kelautan Indonesia. Juga Seminar yang dilakukan oleh Panitia tingkat daerah yang dikoordinasi oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ. Mulawarman.

Tema untuk tahun ini adalah "Hari Nusantara Membangkitkan Budaya Bahari" sedang sub temanya "Laut adalah Warisan Nenek Moyang Kita wajib Dipertahankan, Dilestarikan dan Dijadikan Sumber Utama Ekonomi Bangsa".

"Pemilihan tema ini didasari pada era abad ke 6-7, bangsa Indonesia adalah penguasa lautan yang membentang mulai dari lautan Hindia hingga laut Tiongkok. Armada Angkatan Laut dan Armada Perdagangan Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas selat Malaka dan Selat Sunda," katanya.

Bahkan orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kamper, kayu gaharu, cengkeh, pala, kapulaga, gading, emas, dan timah yang membuat Raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kegagahberanian pelaut Nusantara bahkan terlacak hingga Afrika Barat.

Mereka telah mengelilingi benua Afrika jauh sebelum orang Eropa melakukannya. Jejak kegagahan bahari nenek moyang kita harus terpateri di dada anak bangsa sebagai modal untuk membangun keunggulan bahari sebagai wahana membangkitkan kejayaan ekonomi.

Dibagian lain dikatakannya, Indonesia pernah mempunyai model negara bahari yang unggul yaitu Sriwijaya dan Majapahit yang bertahan hingga ratusan tahun.

Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan bahari lebih mampu bertahan dan menyesuaikan semangat jaman. Kerajaan Sriwijaya mampu bertahan hingga 500 tahun, dari tahun 600an sampai dengan 1100an, dan kerajaan Majapahit berusia 234 tahun dari 1293 -1527.

Jika dibandingkan dengan kerajaan yang berorientasi daratan seperti Mataram Hindhu yang berumur hanya 196 tahun (732 ? 928), Singasari hanya berusia 70 tahun (1222-1292). Salah satu penyebabnya adalah dialog ilmu pengetahuan lebih berkembang dan lebih kuat di kerajaan bahari.
(F011/M027/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010