Bogor (ANTARA News) - Peneliti Institut Pertanian Bogor berhasil menemukan fomulasi susu berkhasiat anti flu burung atau H5N1 dan anti diare.

Formuliasi susu anti flu burung dan anti diare ini adalah hasil penelitian Rahmat Hidayat, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan, Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner IPB yang dipaparkan dalam Seminar hasil-hasil penelitian IPB di IPB International Convention Center, Senin.

Rahmat berhasil menemukan formula susu berkhasiat anti flu burung dan anti diare merupakan tahun pertama penelitian dari dua tahun yang direncanakan.

"Tujuan akhirnya berupa formulasi susu segar yang berkhasiat anti flu burung dan anti diare," katanya.

Ia menyebutkan anti diare untuk mencegah diare dua jenis diare yakni Escherichia coli dan Salmonella enteritidis.

Rahmat menjelaskan, dipilihnya susu sebagai formula anti flu burung dan anti diari adalah untuk meningkatkan kualitas konsumsi susu pada masyarakat sekaligus memberikan manfaat dengan adanya anti flu burung dan diare.

Rahmat memaparkan, hasil penelitian pada tahun pertama adalah memproduksi imunoglobulin Y anti flu burung dan anti diare yang dibuat dalam tiga sediaan yakni bentuk spray dry kuning telur, freezer dry kuning telur, dan ekstrak murni.

Produksi Ig Y diawali dengan perlakuan pada ayam petelur berupa vaksinasi sebanyak empat kali selama empat minggu.

"Vaksin yang digunakan berupa H5N1 pada minggu pertama dan ketiga, sedangkan E coli dan S enteritidis digunakan setiap minggu," katanya.

Selanjutnya ujar Rahmat, serum dan kuning telur dikoleksi dan diperiksa keberadaan Ig Y anti ketiga agen tersebut sejak minggu pertama pasca vaksinasi terakhir.

Metode pemeriksaan untuk E coli dan S enteritidis adalah Agar Gel Presipitation Test (AGPT) sedangkan H5N1 metode Haemegglutination Inhibition (HI).

Rahmat berkeyakinan formulasi susu tersebut sudah teruji dan terdeteksi dapat mencegah flu burung dan diare (E. Coli dan S enteritidis).

"Sudah terdeteksi dan teruji dapat mencegah anti flu burung dan diari. Jadi semacam imunisasi vaksin atau vaksin pasif," katanya.

Rahmat mengatakan, formulasi anti flu burung dan diare tidak harus dengan susu, tapi bisa dari media lain namun itu memerlukan penelitian lanjutan.

"Awalnya kita pilih telur, tapi ternyata tidak semua orang mengkonsumsi telur, jadi kenapa kita pilih susu karena susu banyak dikonsumsi anak-anak dan orang dewasa," katanya.

Formulasi susu yang dihasilkan dari penelitian ini baru diperuntukan untuk susu bubuk, rencananya ia dan rekannya akan mengembangkan formulasi susu untuk susu cair yang banyak dikonsumsi anak-anak.

"Targetkan, kedepan kita akan memformulasikan untuk susu anak-anak yang dijual perkotak dan saset," katanya.

Rahmat berharap penelitian lanjutan tersebut mendapat dukungan dari pihak swasta, karena ia manjamin bahwa formulasi ini akan dapat meningkatkan konsumsi susu di masyarakat.

Sementara itu, Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bidang Penelitian IPB, Ronny Rachman Noor mengatakan, seminar hasil-hasil penelitian memaparkan 201 penelitian yang dihasilkan oleh dosen IPB.

Seminar tersebut merupakan agenda tahunan IPB sebagai universitas yang menerima dana penelitian dari pemerintah dan lembaga riset nasional.

"Jadi ini sebagai pertanggungjawaban terhadap dana publik yang kita gunakan untuk penelitian. Dan hasilnya ada 201 judul penelitian yang diseminarkan dari 330 judul penelitian pada 2010 ini," kata Ronny.

Ronny mengatakan seminar berlangsung dua hari Senin dan Selasa (14/12) besok dengan agenda memaparkan hasil-hasil penelitian para dosen IPB yang berjumlah 201 judul.

Seminar dibuka langsung oleh Rektor IPB Herry Suhadianto.

***5***

T.KR-LR









(T.KR-LR/B/M027/M027) 13-12-2010 23:46:44

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010