Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan (Korsel) berakhir merosot pada Selasa, terseret oleh aksi jual saham teknologi kelas berat dengan investor menahan diri dari membuat taruhan besar karena ketidakpastian tentang pengurangan program pembelian obligasi (tapering) Federal Reserve (Fed) AS.

Indikator utama Bursa Efek Korea (KRX), Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) terpangkas 0,50 persen atau 15,91 poin menjadi ditutup di 3.187,42 poin.

Saham perusahaan raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing jatuh 1,55 persen dan 1,42 persen, sementara operator web portal Naver dan operator aplikasi mobile messenger Kakao masing-masing berkurang 2,09 persen dan 0,96 persen.

Investor asing mencatat penjualan bersih saham senilai 327,2 miliar won (282,42 juta dolar AS) di papan utama.

Baca juga: Bursa Korsel jatuh terseret aksi jual saham teknologi

"Investasi asing di saham (KOSPI) tampaknya bergejolak menjelang berakhirnya kontrak berjangka dan opsi KOSPI," kata Analis Bookook Securities, Lee Won.

Sementara itu ekspor China secara tak terduga tumbuh lebih cepat pada Agustus, berkat permintaan global yang solid, membantu mengurangi tekanan dari ekonomi terbesar kedua di dunia itu saat negara tersebut menghadapi tantangan dalam beberapa bidang.

Mata uang lokal, won berakhir pada 1.157,8 per dolar di platform penyelesaian domestik, 0,11 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 1,156,5. Di perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.157,9 per dolar, turun 0,1 persen dari hari sebelumnya.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Korsel 3-tahun yang paling likuid naik 0,1 basis poin menjadi 1,461 persen, sedangkan imbal hasil obligasi acuan10-tahun turun 0,3 basis poin menjadi 1,968 persen.

Baca juga: Saham Jepang berakhir naik, Indeks Nikkei sentuh tertinggi 5 bulan

Baca juga: IHSG diprediksi lanjut bergerak datar, ikuti bursa Asia

Baca juga: Saham China berbalik melemah, setelah melonjak sehari sebelumnya


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021