Hong Kong (ANTARA) - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pada Selasa mengatakan akan membuka kembali perbatasan untuk beberapa penduduk dari China dan Makau yang akan diizinkan memasuki kota itu tanpa menjalani karantina mulai 15 September.

Pembukaan kembali perbatasan Hong Kong dilakukan saat kota itu mulai melonggarkan pembatasan yang ketat di perbatasan yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran COVID-19.

Saat berbicara pada konferensi pers mingguannya, Lam mengatakan pemerintah Hong Kong akan mengizinkan hingga total 2.000 penduduk dari China daratan dan Makau untuk memasuki kota pusat keuangan itu setiap hari, dengan persyaratan tertentu seperti hasil tes COVID-19 negatif sebelum kedatangan.

Selain itu, para pengunjung harus menjalani karantina selama 14 hari saat kembali ke China daratan atau Makau.

Lam yang didukung Beijing telah berulang kali mengatakan pembukaan kembali perbatasan dengan China daratan adalah prioritasnya daripada meningkatkan perjalanan dengan wilayah lain di seluruh dunia.

Prioritas itu ditetapkan meskipun ada peningkatan seruan untuk melonggarkan pembatasan kedatangan dari tempat-tempat lainnya, seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Mulai 8 September, Lam mengatakan penduduk Hong Kong akan diizinkan untuk kembali ke kota itu dari China daratan atau Makau tanpa menjalani karantina, asalkan mereka tidak datang dari daerah-daerah dengan risiko COVID-19 tinggi.

Pemerintah Hong Kong telah menghadapi tekanan yang meningkat dari kelompok lobi bisnis untuk membuka perbatasan atau berisiko kehilangan para eksekutif dan investasi.

Aturan pembatasan telah mendorong para ekspatriat dan staf China untuk kembali ke tempat asal mereka masing-masing, kata seorang manajer baru-baru ini kepada Reuters.

Para pejabat mengatakan tingkat vaksinasi Hong Kong perlu jauh lebih tinggi untuk dapat bersantai (membuka perbatasan internasionalnya) dengan cara yang aman.

Sekitar 60 persen populasi Hong Kong telah menerima satu dosis vaksin COVID-19. Namun, tingkat vaksinasi untuk orang tua di Hong Kong, termasuk yang terendah di dunia karena kekhawatiran tentang keamanan vaksin.

Hong Kong telah mencatat total sekitar 12.000 kasus virus corona dan 212 kematian akibat COVID-19, dan angka itu jauh lebih rendah daripada banyak kota maju lainnya.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021