Program ini untuk karyawan asing dan lokal yang ingin cepat mendapatkan vaksinasi dan tidak mau antri
Kuala Lumpur (ANTARA) - Sejumlah rumah sakit swasta di Kuala Lumpur, Malaysia, mulai membuka layanan vaksinasi berbayar untuk warga negara dan non warga negara baik untuk keperluan korporasi maupun vaksinasi untuk individual.

"Program ini untuk karyawan asing dan lokal yang ingin cepat mendapatkan vaksinasi dan tidak mau antri," ujar Senior Corporate Executive Group Marketing and Strategic Communication KPJ Healthcare, Rismayani Puspita Sari di Kuala Lumpur, Selasa.

Dia mengatakan rumah sakit swasta membeli vaksin sinovac dari supplier resmi di Malaysia bukan bersumber dari vaksin gratis dari Kementrian Kesehatan Malaysia (KKM).

Menurut Rismayani vaksin berbayar tersebut mulai diiperkenalkan akhir Agustus.


Baca juga: Muhyiddin: Pedagang di Kuala Lumpur senang boleh berjualan lagi

"Banyak dari pabrik dan perusahaan di Malaysia tidak dapat beroperasi karena salah satu persyaratanya adalah para pekerja wajib sudah divaksinasi penuh, sehingga membeli vaksin ke rumah sakit swasta menjadi salah satu pilihan daripada menunggu jatah vaksin gratis dari pemerintah," katanya.

Rismayani mengatakan pihaknya juga memberikan kesempatan kepada pekerja migran Indonesia yang tidak mempunyai dokumen dengan syarat membawa salinan paspor lama atau Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) karena sertifikat vaksinasi harus mencantumkan identitas nomer paspor.

Selain KPJ Ampang Putri rumah sakit lain yang menjual vaksin secara berbayar adalah Prince Court Hospital, Sunway Hospital dan Pantai Hospital.

Baca juga: Jasad TKI yang hanyut di Sabah Malaysia ditemukan tertimbun pasir


Biaya vaksinasi sinovac dua dosis di KPJ Ampang Putri RM320  (Rp1,095,152) untuk korporasi dan RM350 (Rp1,198,037) untuk individual sedangkan biaya vaksinasi dua dosis di Prince Court Hospital RM342.

Sementara itu sejumlah pekerja migran Indonesia yang tidak memiliki dokumen menyambut baik adanya vaksinasi berbayar tersebut karena ada sejumlah ketakutan dari pekerja untuk menghadiri lokasi vaksinasi resmi.

"Vaksin berbayar sangat membantu. Selama ini mereka yang kosongan (tidak punya dokumen) takut ke pusat vaksinasi," ujar salah seorang pekerja.


Baca juga: Mahasiswa Afghanistan kuliah lagi, pria dan wanita dipisah

Baca juga: Pembatasan main "game" di China akan berdampak pada industri esports

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021