Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia kurang proaktif terhadap kesehatan mereka. Hal itu diketahui berdasarkan survei Kesehatan dan Kesejahteraan Indonesia (Philips Index for Health and Wellbeing) 2010 yang dilakukan Philips.

Berdasarkan survei yang dipaparkan pada Selasa (14/12) di Hotel Nikko di Jalan Thamrin Jakarta itu masyarakat Indonesia jarang melakukan cek kesehatan tahunan.

Hasil survei menunjukkan 75 persen responden mengatakan mereka jarang atau tidak pernah melakukan cek kesehatan tahunan. Responden yang rutin melakukan cek kesehatan tahunan hanya 17 persen.

Responden yang terlibat penelitian kira-kira 1000 orang. Metode survei dengan wawancara melalui telepon. Sebanyak 51 persen responden berjenis kelamin perempuan, sedangkan 49 responden berjenis kelamin laki-laki.

Selain di tanah air, survei serupa juga dilakukan di 30 negara di seluruh dunia. Negara-negara itu diantaranya adalah Singapura, Malaysia, Filipina, Korea Selatan dan Australia.

"Philips adalah perusahaan yang berfokus pada masyarakat dan Philips Health and Wellbeing 2010 ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia serta memahami persepsi dan perilaku masyarakat terkait dengan kesehatannya," kata Robert Fletcher, Presiden Direktur PT Philips Indonesia.

Teguh Purwanto, General Manager Philips Healthcare PT Philips Indonesia mengatakanlaporan Philips Index for Health and Wellbeing 2010 itu bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

"Tujuannya adalah kita hanya ingin mengukur persepsi kesehatan seperti apa. Pertanyaan survei adalah apa yang anda anggap penting dan seberapa puas pada apa yang anda anggap penting," kata Teguh.

Hasil survei juga menunjukkan 55 persen responden jarang pergi ke dokter meskipun mereka sakit atau mengalami gangguan kesehatan. Responden yang rajin mengunjungi dokter hanya 8 persen.

Survei itu juga menunjukkan pandangan masyarakat tentang ancaman kesehatan yang menjadi kekhawatiran dalam lima tahun mendatang. Ancaman itu seperti kolesterol tinggi penurunan daya penglihatan, stroke, influenza, dan nyeri sendi/arthritis.

(ENY/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010