kedatangan truk bisa kami seimbangkan
Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara PT Pelindo II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok meluncurkan sistem tunggal identifikasi data truk (single truck identification data/STID) berbasis elektronik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu.

"STID ini menjadi pemacu (trigger) untuk pengembangan sistem-sistem lainnya. STID tak hilangkan kemacetan, tapi dengan kami perbaiki sarana dan prasarana serta sistemnya, kedatangan truk bisa kami seimbangkan," ujar General Manager Indonesia Port Corporation (IPC) cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu.

Dijelaskan, STID berisi basis data kelayakan teknis truk seperti nomor polisi kendaraan/ truk, serta nama pemilik/ perusahaan angkutannya dan terhubung dengan manajemen pelabuhan dan pengelola terminal untuk mendukung ekosistem logistik nasional.

Tujuannnya satu yakni menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen internasional sejak kedatangan barang hingga tiba di gudang.

Ditambahkan, sistem ini juga akan mengidentifikasi truk keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 15.000-22.000 truk setiap harinya selama 24 jam, terdiri dari truk petikemas dan non petikemas.

Baca juga: Pelindo II tunggu kajian pembatasan operasional truk kontainer

"Singkatnya, melalui STID, seluruh data identifikasi truk di sejumlah terminal bisa dikelola secara terpusat oleh manajemen pelabuhan dan pengelola terminal di bawah pengawasan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok," katanya.

Ia juga menyebutkan, TID sebelumnya telah dimiliki oleh beberapa terminal, seperti Jakarta International Container Terminal (JICT) di Koja, New Priok Container Terminal (NPCT)-1 dan IPC Terminal Petikemas (TPK) 009.

"Melalui STID, semuanya diintegrasikan jadi satu bernama Single TID," kata Guna.

Program lanjutan
Ia kembali menegaskan kalau STID ini nanti akan ada program kelanjutannya, seperti terminal booking system, yang mengatur keseimbangan truk keluar-masuk pelabuhan dengan cara perusahaan angkutan kargo melaksanakan reservasi jadwal kedatangan ke terminal.

"Kami berharap dengan itu, nanti jadi seimbang (balance) nantinya kedatangannya itu. Kalau dengan STID itu, kami baru mengidentifikasi dan mengatur. Jadi, kami harapkan ada TBS (terminal booking system/ truck booking system)," kata Guna.

Baca juga: IPC dukung pemberantasan pungli di lingkungan pelabuhan

Selain itu, IPC juga mendorong penerapan terminal booking cargo return system (TBCRS) di seluruh manajemen Pelabuhan Tanjung Priok sehingga satu truk yang datang, bisa membawa kargo lagi saat keluar pelabuhan.

"Diharapkan, itu (Single TID) salah satu yang kami dorong arahnya ke sana. Karena Pelabuhan Tanjung Priok ini sebagai 'gateway', barang di terminal kemudian diangkut ke daerah produksi atau ke pemilik barang memerlukan akses. Nah, akses inilah yang perlu cara bagaimana kami mengaturnya dengan penerapan TBCRS," kata Guna.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021