Indikator utama Bursa Efek Korea (KRX), Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI), jatuh 0,77 persen atau 24,43 poin, menjadi menetap di 3.162,99 poin, level terendah sejak 30 Agustus.
Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan ditutup lebih rendah pada Rabu, terpuruk ke terendah dalam lebih dari seminggu, karena risiko regulasi menyeret saham teknologi kelas berat Naver dan Kakao, sementara kenaikan tajam dalam kasus COVID-19 lokal merusak sentimen pasar.

Indikator utama Bursa Efek Korea (KRX), Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI), jatuh 0,77 persen atau 24,43 poin, menjadi menetap di 3.162,99 poin, level terendah sejak 30 Agustus.

Regulator keuangan negara tersebut mengatakan aplikasi platform layanan keuangan seperti unit Kakao, Kakao Pay, yang segera dicatatkan harus menghentikan layanan perbandingan dan rekomendasi produk keuangan mereka sebelum 24 September, kecuali jika mereka mendaftar ke regulator atau menerima lisensi atau izin untuk melaksanakannya.

Baca juga: Saham Korsel berakhir jatuh, Indeks KOSPI terpangkas 0,5 persen

Peringatan itu menurunkan operator aplikasi messenger seluler Kakao dan Naver, operator portal web dominan di negara itu yang juga menawarkan layanan keuangan melalui unit Naver Financial, masing-masing sebesar 10,06 persen dan 7,87 persen.

Saham kelas berat lainnya seperti raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing terangkat 0,26 persen dan 1,44 persen.

Sementara itu, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 2.050 kasus baru COVID-19 untuk Selasa (7/9/2021), melonjak dari 1.597 sehari sebelumnya.

Baca juga: Saham Jepang naik ditopang harapan pemulihan, SoftBank bersinar

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 282,3 miliar won (242,10 juta dolar AS) di papan utama.

Mata uang lokal won berakhir pada 1.166,7 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri, turun 0,76 persen. Di perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.166,0 per dolar, turun 0,3 persen.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10-tahun yang dijadikan acuan naik 4,2 basis poin menjadi 2,016 persen.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021