Menyusul kenaikan beruntun yang panjang, wajar saja akan ada beberapa aksi jual
Tokyo (ANTARA) - Indeks Nikkei Jepang mundur dari level tertinggi hampir enam bulan menjadi ditutup lebih rendah pada Kamis, sejalan dengan pasar global karena meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat virus corona varian Delta yang menyebar cepat.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) merosot 0,57 persen atau 173,02 poin menjadi menetap di 30.008,19 poin, menghentikan kenaikan beruntun delapan hari - terpanjang sejak awal November.

Indeks Topix yang lebih luas terpangkas 0,71 persen atau 14,68 poin, menjadi berakhir di 2.064,93 poin, turun dari penutupan tertinggi tiga dekade di 2.079,61 poin pada Rabu (8/9/2021).

"Menyusul kenaikan beruntun yang panjang, wajar saja akan ada beberapa aksi jual, tetapi ada perasaan bahwa pandangan bahwa saham akan terus naik, memberikan dasar yang kuat," kata seorang pelaku pasar di sebuah perusahaan sekuritas domestik, dilansir Reuters.

Indeks saham Asia-Pasifik tidak termasuk Jepang juga merosot 1,32 persen ketika Bursa Saham Tokyo mengakhiri hari perdagangan.

Beige Book Federal Reserve menunjukkan "penurunan" dalam ekonomi AS bulan lalu karena penyebaran COVID-19.

Sementara itu, pemerintah Jepang mengatakan berencana untuk memperpanjang pembatasan darurat COVID-19 di Tokyo dan wilayah lainnya.

SoftBank Group menderita penurunan terbesar di antara komponen indeks Nikkei, meluncur 1,93 persen. Saham SoftBank Group telah melonjak pada Rabu (8/9/2021) setelah kesepakatan pertukaran saham 7 miliar dolar AS dengan Deutsche Telekom. Diikuti oleh saham operator jaringan ritel Uniqlo Fast Retailing yang jatuh 0,65 persen.

Transportasi udara adalah subsektor dengan kinerja terburuk di dalam indeks Topix, merosot 1,74 persen. Japan Airlines merosot 1,62 persen setelah sebuah sumber mengatakan sedang berupaya mengumpulkan dana 300 miliar yen untuk mengatasi tantangan pendanaan. Saingannya, ANA Holdings juga jatuh 1,84 persen.

Namun, subsektor listrik dan gas berkinerja terbaik, melonjak 3,2 persen.

Pesaing potensial untuk perdana menteri Jepang Taro Kono, seorang kritikus terkenal energi nuklir, agak memoderasi nadanya, mengatakan dia akan mentolerir tenaga atom untuk saat ini.

Tokyo Electric Power Company Holdings adalah pencetak keuntungan terbesar dalam Nikkei, melambung 11,03 persen, diikuti oleh Kansai Electic Power Co yang melonjak 5,36 persen.

Baca juga: Saham Australia catat penurunan terbesar tiga bulan terseret penambang
Baca juga: Saham Asia jatuh tertekan kekhawatiran pertumbuhan dan "tapering"
Baca juga: Nikkei berakhir dekat tertinggi 6-bulan, investor buru saham murah

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021