Jakarta (ANTARA News) -  Julian Assange, pendiri situs pembocor dokumen WikiLeaks saat ini menghadapi tuduhan perkosaan dan serangan seksual yang mengakibatkan dirinya terancam diekstradisi dari Inggris ke Swedia.

Harian terbitan Inggris, Guardian, melalui jalur tak resmi mendapatkan salinan lengkap tuduhan kepolisian Stockholm, Swedia, terhadap Assange (39) yang merupakan warga Australia itu.

Assange pada hari Kamis dibebaskan setelah mendekam sembilan hari di tahanan di London. Pengadilan Tinggi di London memberinya pembebasan bersyarat, antara lain uang jaminan 200 ribu pound, wajib lapor setiap hari, harus menetap di suatu lokasi yang sudah ditetapkan dan memakai gelang pemantau elektronik.

Dia juga kemungkinan besar akan menjalani pengadilan ekstradisi pada awal tahun depan.

WikiLeaks saat ini membuat pemerintah Amerika Serikat murka karena situs pembocor itu telah memegang sekitar 250 ribu dokumen kawat diplomatik dari berbagai Kedubes AS maupun departemen luar negeri.

WikiLeaks sejak beberapa waktu lalu mulai menyiarkan sebagian demi sebagian bocoran  tersebut dan membuat berbagai negara kaget dengan kawat-kawat diplomat AS.

Tuduhan terhadap Assange dinilai berbagai kalangan adalah rekayasa untuk menekan WikiLeaks. Pengacara Assange di London, Mark Stephens, mengatakan tuduhan itu adalah "kuasa gelap".

Jurnalis John Pilger menyebut kasus itu "trik politik" dan Assange dalam suatu wawancara menyebut para penuntut Swedia tak menunjukkan bukti-bukti dan itu adalah indikasi perkara tersebut "diatur".

Namun, dalam laporan yang belum disempurnakan dari  jaksa di Stockholm,  lengkap dengan keterangan dari beberapa karakter sentral, terjelaskanlah urutan peristiwa kasus tersebut.

Tuduhan itu berkisar pada masa 10 hari setelah Assange terbang ke Stockholm pada hari Rabu 11 Agustus.

Salah satu perempuan yang menjadi korban, di pengadilan berinisial "A",  mengatakan kepada polisi bahwa ia mengatur kunjungan  Assange ke Swedia. Assange  tinggal di flat  gadis A karena perempuan akan bepergian. A pulang ke flatnya lebih awal yaitu pada hari Jumat 13 Agustus. Dia terlebih dulu makan di luar dengan Assange.

Menurut keterangan A kepada polisi, yang dibantah sang tertuduh,  Assange mulai membelai kaki A saat mereka minum teh, kemudian Assange mencopot pakaian A dan merebut kalung A.

Lebih lanjut dalam keterangan A kepada polisi, perempuan itu "berusaha untuk memakai beberapa bagian pakaian karena  belum saatnya untuk lebih intim selain dia merasa tak nyaman, tetapi Assange kembali merobek pakaian itu."

A mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak ingin lebih jauh dalam kencan itu "tetapi sudah terlambat untuk menghentikan Assange karena A sudah terlibat jauh" dan A  membiarkan Assange melucuti pakaian si perempuan.

Menurut keterangan A, dia kemudian menyadari bahwa Assange ingin berhubungan seks tanpa kondom.

Dia mengatakan kepada polisi bahwa ia mencoba beberapa kali untuk meraih kondom tapi Assange menghentikannya dengan memegang tangan dan menjepit kakinya.

A juga mengatakan Assange kemudian membebaskan tangannya  dan bersedia untuk menggunakan kondom, tapi pada tahap tertentu Assange  "melakukan sesuatu" terhadap kondom yang mengakibatkan alat kontrasepsi itu robek. Assange ejakulasi di dalam tubuh A.

Ketika Assange dimintai keterangan oleh polisi di Stockholm, dia mengaku melakukan hubungan seks dengan A tapi  tidak merobek kondom. Dia mengaku  tidak tahu jika kondom itu robek.

Assange mengatakan kepada polisi bahwa ia melanjutkan tinggal  di kediaman  A hingga pekan berikutnya dan selama itu A  tidak pernah menyinggung soal kondom robek.

Pada pagi berikutnya, Sabtu 14 Agustus, Assange berbicara dalam  seminar yang diselenggarakan oleh  A.  Satu gadis lainnya, berinisial  "W",  menghubungi  A untuk menanyakan apakah dia boleh  hadir. Kedua wanita itu dan beberapa orang lainnya makan siang dengan Assange.

Assange bersama W lalu meninggalkan makan siang itu. W dalam keterangan kepada polisi mengatakan bahwa  ia dan Assange datang ke tempat kerja lalu nonton bioskop.  Mereka  duduk di barisan belakang lalu Assange mencium W dan tangannya "gerayangan".

Malam itu,  A mengadakan pesta di apartemennya. Salah satu temannya, "Monica", mengatakan kepada polisi bahwa dalam pesta itu A bercerita tentang kondom robek dan seks tanpa kondom.

Teman lainnya kepada polisi mengatakan bahwa A menyebut kencannya dengan Assange adalah "hubungan seks yang paling jelek"  selain juga diwarnai pemaksaan.

Dalam hal ini, para pendukung Assange menggarisbawahi bahwa  A mengeluhkan Assange tapi di sisi lain mengadakan pesta untuk Assange  dan tetap membolehkan  dia tinggal di apartemen.

Dalam keterangan Monica kepada polisi, A kepada dirinya pada hari Minggu 15 Agustus menduga Assange sengaja merobek kondom.
Menurut Monica,  A mengatakan kepadanya bahwa Assange masih tinggal di flat tapi mereka tak berhubungan intim lagi karena Assange telah "melampaui batas" dan A merasa tak aman.

Keesokan harinya,  W menelepon Assange dan berencana  untuk bertemu pada malam hari.

Keduanya bertemu lalu pulang ke  apartemen W di Enkoping, dekat Stockholm.  W mengatakan kepada polisi bahwa mereka mulai melakukan hubungan intim tapi Assange ogah memakai kondom.

W menjauh karena dia tidak menginginkan hubungan seks tanpa kondom. Assange lalu kehilangan minat kemudian tertidur. Namun, pada larut malam, keduanya terbangun dan melakukan seks sedikit-dikitnya satu kali dan Assange "bersedia  menggunakan kondom meski sebenarnya enggan".

Keesokan paginya, W  pergi untuk membeli sarapan  lalu kembali ke tempat tidur dan tertidur di samping Assange. Dia terbangun karena Assange sedang menyetubuhinya.  W lalu bertanya  apakah Assange  memakai kondom dan pria itu  mengatakan tidak.

"Kamu tidak  HIV kan" tanya W dan Assange  menjawab: "Tentu saja tidak.'" W tidak bisa lagi meminta Assange untuk memakai kondom karena sudah  semalaman dia meminta hal itu. W tidak pernah berhubungan seks tanpa kondom.

Rekaman pemeriksaan polisi Stockholm terhadap Assange hanya seputar pengaduan dari A. Assange dan pengacaranya telah berulang kali  menolak segala tuduhan tersebut.

Dalam pembelaan di pengadilan Swedia,  pengacara Assange mengatakan   bahwa W berinisiatif menghubungi Assange,  sepakat bercumbu di bioskop dan atas kesadaran sendiri mengajak Assange ke lalu berhubungan seks suka sama suka.

Pengacara Assange juga mengatakan bahwa W  tidak pernah memberi isyarat tak mau berhubungan intim. Lagi pula, kata pengacara Assange,  A mengirim SMS ke temannya berisi pesan bahwa dia tidak merasa diperkosa dan cuma "setengah tidur".

Polisi juga telah meminta keterangan dari bekas pacar W. Menurut pria itu, dalam dua setengah tahun pacaran  mereka selalu menggunakan kondom saat berhubungan intim karena W "tak pernah terpikirkan" berhubungan seks tanpa kondom.

W mengatakan kepada polisi dia pergi ke apotik untuk membeli pil serta  pergi ke rumah sakit untuk tes penyakit menular seksual. W juga menghubungi Assange untuk meminta dia ikut tes tapi pria itu menolak dengan alasan bahwa tidak punya waktu.

Pada hari Rabu 18 Agustus, menurut catatan polisi, A mengatakan kepada koordinator WikiLeaks Swedia, sebut saja namanya "Harold" dan seorang teman bahwa  Assange masih di tinggal  di flatnya meski  mereka tidak berhubungan seks. Assange menghabiskan sebagian besar waktunya pada malam dengan duduk di depan komputer.

Dalam keterangan kepada polisi, Harold mengatakan ia bertanya kepada Assange mengapa tak meninggalkan flat dan  Assange terkejut karena A tidak meminta dia untuk pergi. A mengatakan dia pada hari Rabu tidur di matras lalu pindah ke flat temannya agar tak  berdekatan dengan Assange.

Menurut A, saat mereka tidur bersama,  Assange setiap malam mendekatinya karena ingin berhubungan intim. Pada  Rabu 18 Agustus Assange yang telanjang dari  pinggang ke bawah dan mengosok-gosokkan badannya ke A.

Menurut keterangan Harold kepada polisi, keesokan harinya A menghubungi dia dan untuk pertama kalinya bercerita lengkap  tentang prilaku Assange.

Harold mengatakan kepada polisi bahwa ia menilai  A "sangat, sangat bisa dipercaya". Saat Harold mengkonfirmasi hal itu ke Assange, yang bersangkutan terkejut dan menyangkal semuanya.

Pada Jumat 20 Agustus,  W  mengirim SMS ke  A untuk mencari  Assange. Kedua gadis itu bertemu lalu saling bercerita.

Menurut Harold kepada koran Guardian,  A berulangkali menghubungi Assange untuk minta dia melakukan tes penyakit kelamin agar W yakin dengan kesehatannya. Assange menolak permintaan itu.  A lalu mengingatkan Assange bahwa pria itu akan dilaporkan ke polisi oleh W jika dia tetap tidak mau memeriksakan diri. Assange menganggap hal tersebut sebagai pemerasan.

Assange mengatakan kepada polisi bahwa A berbicara langsung kepadanya dan mengeluhkan tentang kondom yang koyak. Assange menilai hal itu tipuan.

Jumat sore itu, seperti diceritakan Harold kepada polisi, Assange bersedia  untuk memeriksakan diri ke  klinik tapi tempat itu sudah tutup karena libur akhir pekan.

A menghubungi Harold untuk memberitahu bahwa dia dan  W telah mengadu ke polisi. Polisi mengatakan bahwa pengaduan mereka harus diserahkan ke kejaksaan. Malam itu kasus tersebut bocor ke  koran Expressen di Swedia.

Pada Sabtu pagi, 21 Agustus, wartawan meminta tanggapan  Assange. Pada jam 9:15, ia men- tweet: "Kami sudah diperingatkan tentang 'taktik kotor'. Sekarang ini merupakan yang pertama."

Besoknya, Assange kembali men-tweet :  "Reminder : intelijen AS berencana untuk menghancurkan WikiLeaks sejak 2008."

Tabloid Aftonbladet terbitan Swedia bertanya apakah Assange melakukan hubungan seks dengan dua gadis yang mengadu itu. Dia berkata: "identitas mereka telah dibuat anonim sehingga  saya tidak tahu siapa mereka. Kami telah diperingatkan  bahwa Pentagon, misalnya, berpikir untuk menyebarkan trik kotor untuk menghancurkan kami."

Pengacara Assange di Swedia menduga bahwa SMS dari W menunjukkan bahwa dia ingin menghubungi koran Expressen dan  salah satu temannya mengatakan bahwa dia bisa mendapatkan uang dari berita tersebut.

Tapi, keterangan teman W kepada polisi menyebutkan bahwa SMS yang dikirim hanya untuk lelucon karena mereka mengikuti kasus itu dari koran luar Swedia.

Keputusan Swedia untuk mengajukan surat penangkapan kepada Interpol dikarenakan Assange  meninggalkan Swedia pada akhir September dan tidak kembali untuk pemeriksaan oleh kejaksaan yang sudah dijadwalkan.

Assange mengatakan kepada teman-temannya di London bahwa ia seharusnya kembali ke Stockholm untuk diperiksa polisi mulai 11 Oktober tapi dia memutuskan untuk tak hadir.

Koordinator dari kelompok WikiLeaks di Stockholm, yang merupakan rekan dekat Assange dan kenal A dan W, mengatakan kepada Guardian:.. "Ini adalah penyelidikan biasa.  Biarkan polisi mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi .Tentu saja, musuh WikiLeaks mungkin mencoba untuk menggunakan ini, tetapi kasus ini bermula dari  dua Rekaman pemeriksaan polisi Stockholm terhadap Assange hanya seputar pengaduan dari A.wanita  tersebut dan Julian. (saya kira) CIA tak mengirim wanita dengan rok pendek.. ".
(A038/A038/ART)

sumber : Guardian
disadur oleh : Aditia Maruli

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010