Jakarta (ANTARA News) - Tidak sampai satu jam setelah saya menerima layanan pesan singkat (SMS)yang mengabarkan kondisi kritis tokoh film Nasri Cheppy, datanglah kabar duka itu melalui BlackBerry Messenger (BBM).

Saya menerima short message service (SMS) dari produser film Firman Bintang yang meneruskan pemberitahuan sutradara Mohammad Yusuf, Minggu (19/12) sekira pukul 22. 15 WIB. Kabar itu langsung saya sebarkan kembali di twitter. Saat respons awal bermunculan, yang memanjatkan doa bagi kesembuhan, pukul 22.45 WIB datanglah BBM dari sahabatnya yang tengah berada di rumah sakit mengabarkan sutradara Nasri Cheppy telah tiada.

Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Nasri Cheppy meninggal dunia Minggu malam pukul 22.25 WIB di Rumah Sakit (RS) Sari Asih Ciledug. Ia menghembuskan nafas terakhir dalam usia 60 tahun. Meninggalkan seorang isteri Lily Amelia dan lima anak. Juga tentu puluhan karyanya yang sebagian pernah dicatat sebagai film laris. Almarhum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ciledug pada Senin siang.

"Keluhannya, sakit perut. Menurut dokter, Bang Cheppy mengalami pendarahan di usus," kata Lily Amelia, isteri Cheppy, Senin pagi, di rumah duka.

Lily membantah suaminya menderita sakit kanker hati. Sehari sebelumnya, menurut Lily, Cheppy masih keluar rumah. Dia baru merasakan sakit perut yang hebat pada hari Minggu pagi. Diajak ke dokter tidak mau. "Tapi, karena sakitnya sudah tidak bisa dia tahan, kami pun menggotongnya ke rumah sakit," cerita Lily.

Nasri Cheppy lahir di Banda Aceh pada 17 Oktober 1950. Di masa kanak- kanak, Cheppy gemar nonton film. Tapi, sebelum terjun ke dunia film hingga mencapai posisi penting, Cheppy terlebih dulu bergelut dalam dunia teater.

Di akhir tahun 1970 hingga awal 1980 Cheppy membentuk grup teater remaja. Ia berhasil membawa grupnya menjuarai Festival Teater Remaja se-Jakarta Timur, kemudian menjuarai tingkat DKI Jakarta. Setelah itu ia bergabung dengan Teater Ketjil, pimpinan Arifin C. Noer.

Di dunia film Cheppy mengawali karir dari bawah sekali, di bagian kostum dalam film "Pencopet". Lalu menjadi pencatat script dalam film "Suci Sang Promadonna" karya sutradara Arifin C. Noer. Karirnya kemudian meningkat menjadi asisten sutradara Wim Umboh dalam film "Sesuatu Yang Indah". Dia juga pernah menjadi asisten sutradara (astrada) Sjumandjaja dalam film "Yang".

Debutnya sebagai sutradara dimulai lewat film "Ranjau Ranjau Cinta" pada 1984. Tahun 1987 ia kemudian menyutradarai film "Catatan Harian Si Boy". Film itulah yang melambungkan namanya mencapai posisi sutradara film muda yang cukup penting dalam sejarah film Indonesia.

Dia termasuk di antara hanya sedikit sutradara yang harus antri lama bagi produser film untuk dapat kontrak bekerja sama dengan dia. Apalagi, sukses komersil yang dicapai oleh "Catatan Si Boy" sebagai film laris, membuatnya harus melayani penyutradaraan untuk beberapa sekuel.

Dari "Catatan Si Boy" itu Cheppy melahirkan bintang cemerlang Ongky Alexander yang sempat beberapa waktu jadi idola remaja. Film itu juga mengangkat nama Didi Petet yang bermain sebagai banci Emon. Juga almarhum Ida Kusumah yang diberi peran oleh Cheppy bermain sebagai ibu Boy dengan gaya kaum the haves yang congkak. Dalam peran itulah Ida mengaduk aduk bahasa Indonesia,Inggris, dan Belanda. Dalam salah satu serialnya, pengambilan gambar "Catatan Di Boy" dilakukan di Los Angeles, AS.

Cheppy juga tercatat sebagai sineas produktif. Tercatat sekitar 30 judul film, dan belasan sinetron yang berhasil disutradarainya. Tahun 2003 ia kembali mengulang suksesnya membuat film laris lewat "Eiffel Im In Love". Film ini juga dibuat serial. Film itu menelorkan Shandy Aulia dan Samuel Rizal sebagai idola baru.

Dunia film Indonesia jelas berkabung kehilangan sineas pontensil Nasri Cheppy yang amat langka, yang tidak selalu bisa lahir satu dalam satu dasawarsa. Di atas pembaringan, saat disemayamkan di rumah duka, Wajah Cheppy tampak teduh, tenang, dalam diam. Semoga Allah SWT memberinya tempat yang lapang, nyaman dan indah. Selamat jalan, kawan. (*)

*)Ilham Bintang (ilhambintangmail@yahoo.co.id; ilhambintang@cekricek.co.id; twitter: @ilham_bintang) adalah wartawan senior perfilman; Sekretaris Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, wartawan senior; Pemimpin Redaksi Cek&Ricek.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010