Di Singapura, kami mencatat risiko COVID-19 domestik terangkat lebih tinggi
Singapura (ANTARA) - Indeks saham Singapura jatuh hampir satu persen pada Senin, setelah kasus harian COVID-19 di negara ini mendekati angka tertinggi satu tahun.

Sementara nilai tukar baht Thailand memimpin pelemahan di antara mata uang regional karena pasar menunggu data inflasi AS untuk mempertimbangkan kemungkinan pengurangan kebijakan oleh Federal Reserve.

Ekuitas di seluruh Malaysia, India dan Korea Selatan juga turun antara 0,4 persen dan 0,6 persen.

Kementerian kesehatan Singapura melaporkan lebih dari 500 kasus baru COVID-19 untuk hari ketiga berturut-turut, bahkan ketika negara kota itu melakukan pembukaan kembali secara bertahap dengan lebih dari 80 persen populasinya divaksinasi penuh.

"Di Singapura, kami mencatat risiko COVID-19 domestik terangkat lebih tinggi," kata analis di Maybank dalam sebuah catatan.

“Mengingat bahwa tujuan kebijakan pada akhirnya adalah agar COVID-19 menjadi endemik di masyarakat, kami memperkirakan resistensi kebijakan yang lebih kuat kali ini untuk kembali ke penguncian.”

Selain sejumlah data ekonomi dari China pekan ini, investor juga menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Selasa (14/9/2021), yang diharapkan menunjukkan penurunan inflasi inti, sementara data penjualan ritel pada Kamis (16/9/2021) dapat menunjukkan penurunan lagi.

IHK AS juga akan dinilai berdasarkan komentar Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker baru-baru ini kepada harian Jepang Nikkei bahwa ia ingin memulai tapering jika kenaikan inflasi terbukti lebih dari sekadar sementara.

Dolar dibangun di atas pergerakan bullish-nya dari minggu lalu dan memulai minggu ini dengan lebih kuat karena investor bertaruh pada Fed yang mulai memperketat dompetnya.

Baht Thailand turun 0,6 persen, menuju hari terburuknya dalam hampir tiga bulan. Bank sentral Thailand mengatakan sistem keuangan negara itu stabil dan tidak ada masalah besar untuk mata uang.

Rupiah Indonesia, ringgit Malaysia, dan peso Filipina masing-masing melemah sekitar 0,2 persen.

Saham di China dan Hong Kong jatuh, terseret lebih rendah oleh raksasa teknologi menyusul sejumlah langkah Beijing untuk menindak sektor teknologi negara itu.

China akan merilis data penjualan ritel, output industri dan investasi perkotaan pada Rabu (15/9/2021) yang dikhawatirkan para analis akan menunjukkan perlambatan lebih lanjut di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Baca juga: Saham Singapura berakhir naik 0,25 persen hari Senin
Baca juga: Saham Singapura berakhir naik 0,53 persen
Baca juga: Saham Singapura merosot, tertekan kekhawatiran inflasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021