Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meluncurkan aplikasi Sistem Analisis Pencegahan atau "ASAP Digital Nasional" berfungsi sebagai alat pengendalian dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan dari tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga pusat.

Peluncuran aplikasi "ASAP Digital" dihadiri langsung Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo beserta jajarannya.

Acara peluncuran juga dihadiri secara daring oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, serta seluruh Polda di Indonesia.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat ditemui usai peluncuran, mengatakan aplikasi ASAP Digital Nasional merupakan penggabungan dan penyempurnaan dari aplikasi-aplikasi serupa yang ada di kementerian/lembaga maupun BUMN, disatukan menjadi satu sistem pengawasan dalam rangka pencegahan serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan secara lebih cepat.

"Dengan aplikasi ini bisa melihat dan mengetahui secara 'realtime', apakah 'hot spot', 'fire spot', sehingga kemudian kita langsung teruskan ke anggota untuk datang cepat ke titik itu untuk melakukan pengamanan," tutur Sigit.

Kehadiran aplikasi ASAP Digital Nasional ini, kata Sigit, diharapkan upaya Polri untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa dilakukan lebih cepat.

Baca juga: Panglima TNI sambut baik Aplikasi ASAP Digital tangani Karhutla

Baca juga: Aplikasi asap digital jadi program nasional penanganan karhutla


"Dengan aplikasi ini bisa dilakukan langkah lanjut untuk melaksanakan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelaku yang tertangkap tangan melakukan pembakaran, perambahan atau pembalakan liar melalui aplikasi tersebut," kata Sigit.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengapresiasi langkah Kapolri meluncurkan aplikasi ASAP Digital Nasional yang menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia, dan pembuktian bahwa persoalan karhutla di Tanah Air ditangani dengan baik.

Menurut Siti, aplikasi tersebut penting bagi agenda nasional untuk Karhutla, dan bersifat permanen untuk kelembagaan.

"Kalau dilihat sistemnya tadi, secara kelembagaan dari tingkat wilayah terus bertingkat sampai ke nasional itu sangat penting artinya untuk Indonesia," ujar Siti.

Siti mengingatkan bahwa persoalan kebakaran hutan dan lahan sebagai penyumbang emisi karbon paling besar terhadap kerusakan atmosfir yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

Apabila karbon sebanyak 900 juta yang merusak itu diperkirakan 486 juta berasal dari karhutla, atau 50 persen lebih.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kepada Kapolri menilai aplikasi ASAP Digital Nasional merupakan langkah strategis karena mampu mengintegrasikan, mengkolaborasikan dan mensinergikan semua aplikasi terkait karhutla yang ada di daerah, maupun kementerian/lembaga.

Pengaruhnya, kata Tito, selain bisa memantau secara nasional, di tingkat bawah juga otomatis akan terintegrasi semua komponen-komponen pemangku kepentingan yang berkepentingan dalam penganan karhutla di daerah masing-masing.

Tito memastikan aplikasi terintegrasi karena sistem atasnya terintegrasi, apalagi sudah ada MoU para pimpinannya masing-masing.

"Aplikasi ini sangat bermanfaat sekali dalam rangka 'quick respond' (respon cepat) mencegah kebakaran hutan dan lahan," ucap Tito.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021