Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang melemah pada akhir perdagangan Rabu, mundur dari tertinggi tiga dekade yang dicapai pada sesi sebelumnya, karena investor mengambil keuntungan setelah reli kuat selama dua minggu terakhir dan kekhawatiran peraturan China menyeret SoftBank Group dan saham properti lebih rendah.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) jatuh 0,52 persen atau 158,39 poin, menjadi menetap di 30.511,71 poin. Pada Selasa (14/9/2021), indeks acuan naik di atas tertinggi Februari mencapai 30.795,78 poin, level tertinggi sejak Agustus 1990.

Namun, dalam tanda sentimen yang kuat, Nikkei mencatat bullish candlestick (memberi tahu pedagang bahwa pasar akan memasuki tren naik setelah penurunan harga sebelumnya), yang muncul ketika pasar ditutup di atas level pembukaannya selama 12 hari berturut-turut.

Indeks Topix yang lebih luas merosot 1,06 persen atau 22,48 poin menjadi ditutup di 2.096,39 poin. Sehari sebelumnya Indeks Topix melonjak 1,01 persen atau 21,16 poin menjadi 2.118,87 poin. Reli pasar saham Jepang telah meningkat sejak 3 September ketika Perdana Menteri Yoshihide Suga mengumumkan rencananya untuk mundur, memperkuat harapan paket stimulus baru. Menteri Vaksin Taro Kono sekarang dipandang sebagai kandidat utama dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa pada 29 September.

Baca juga: Indeks Nikkei ditutup tertinggi 31 tahun, ditopang "rebound" saham AS

“Pasar telah naik terlalu banyak terlalu cepat ... Investor sekarang ingin melihat hasil pertarungan LDP. Sementara Kono tampaknya dipandang sebagai seorang reformis, tidak sepenuhnya jelas kebijakan ekonomi seperti apa yang akan dia ambil,” kata Ekonom Senior Sumitomo Mitsui Trust Asset Management, Naoya Oshikubo.

SoftBank Group anjlok 5,8 persen, terbebani oleh kekhawatiran tentang eksposurnya ke Alibaba dan perusahaan teknologi China lainnya, karena Beijing meningkatkan regulasi di sektor ini.

Pengembang properti merupakan subindex berkinerja terburuk, dengan penurunan 2,2 persen. Beberapa analis mengaitkan pelemahan tersebut dengan limpahan dari masalah di saham real estat China.

Sementara itu banyak pemasok Apple Jepang juga merosot setelah saham pembuat iPhone itu jatuh pada Selasa (14/9/2021) ketika meluncurkan iPhone 13-nya. Murata Manufacturing kehilangan 2,7 persen, sementara Nitto Denko turun 3,3 persen.

Di tempat lain Park24 terperosok 7,9 persen setelah operator tempat parkir membukukan kerugian bersih kuartalan keenam berturut-turut, terhantam oleh pandemi COVID-19.

Baca juga: Nikkei tergelincir dari tertinggi 3 dekade karena aksi ambil untung

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021