Bogor (ANTARA News) - Aparat kepolisian Sabtu malam membentuk berikade di Gereja Kristen Indonesia Taman Yasmin Kota Bogor, Jawa Barat, untuk menghindari kegiatan ibadat di trotoar gereja yang masih disegel pemerintah daerah setempat itu.

Berikade pasukan juga dilengkapi dua unit mobil Barracuda dan sejumlah mobil patroli yang diparkirkan di depan Gereja.

"Kita juga menempatkan personel kepolisian dan Brimob Satuan II Pelopor di sekitar lokasi," kata Kepala Samapta Polres Bogor Kota, AKP Arif Gunawan.

Aparat kepolisian disiagakan menyusul terjadinya aksi demonstrasi Warga Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang menolak aktivitas peribadatan oleh Jemaat GKI Taman Yasmin malam ini.

Massa menggelar demostrasi saat jemaat GKI melaksanakan perayaan malam natal dengan menggelar doa di atas trotoar.

Menurut demonstran tindakan yang dilakukan oleh jemaat GKI telah menyalahi hukum dan menyulut amarah masyarakat yang menolak pembangunan gereja.

Pasalnya pembangunan gereja tersebut terganjal IMB yang dipalsukan dan proses hukum sedang berlangsung di Pengadilan Negeri Bogor dan Mahkamah Konstitusi.

Sementara itu menurut Bona Sigalingging anggota Tim Mediasi dan Perkembangan Jaringan GKI Taman Yasmin, kegiatan yang mereka lakukan adalah benar.

"Kami ingin beribadat di dalam Gereja kami tidak boleh, jadi kami terpaksa harus beribadah di jalan," ujarnya.

Bona mengatakan, tidak ada alasan bagi warga untuk menghalang-halangi proses kegiatan keagamaan itu.

Menurut Bona, berdasarkan putusan PTUN Nomor 41/G/2008/PTUN-BDG berisikan tiga point penting yakni mengabulkan para penggugat (GKI Yasmin-red) untuk seluruhnya, menyatakan pembatal surat Kepala Dinas Tata Kota perihal pembekuan izin IMB, memerintahkan kepada tergugat (pemerintah kota-red) untuk mencabut surat pembekuan izin 503/208-DKT.

"Pembekuan izin dari Pemerintah Kota Bogor gugur dengan putusan PTUN. GKI sudah mengantungi IMB. Pembangunan sah secara undang-undang, jadi biarkan kami beribadat," katanya.

Sementara itu menurut Ayu Agus perwakilan warga, tindakan yang dilakukan jemaat GKI Yasmin telah melanggar Perda ketertiban umum karena beribadat di trotoar yang merupakan wilayah lalu lintas umum.

"Kegiatan mereka telah memicu emosi warga yang menolak pembangunan gereja ini. Mereka menggelar ibadat di atas trotoar tanpa izin dari pemerintah," katanya.

Aksi massa mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Bogor, Brimob Satuan II Pelopor dan Dandim Kota Bogor.

Desakan massa yang menuntut dihentikan kegiatan peribadatan tersebut tidak mendapat tanggapan. Ibadah tetap berlangsung khitmat. Meski diselingi teriakan-teriakan para pendemo.

Sebelum dibubarkan sempat diupayakan dialog dengan mediasi Kapolres Bogor, AKBP Nugroho Slamet Wibowo, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Bambang Gunawan, dengan pihak GKI Yasmin.

Hadir pula Ketua MUI Kota Bogor Adam Ibrahim yang turun merendam emosi warga.

Pihak kepolisian berhasil mengamankan massa dan pelaksanaan ibadah GKI Yasmin berlangsung hingga selesai pukul 20.30 WIB.

Dua unit barracuda, tiga mobil patroli disiagakan mengantisipasi terjadi keributan massa dikarenakan jemaat GKI tetap bertahan melakukan ibadah doa natal.

Usai melaksanakan ibadah, massa tidak melakukan tindakan anarkis dan hanya meminta pihak Pemerintah Kota Bogor untuk bertindak tegas atas pelanggaran tersebut.

Mereka kemudian membubarkan diri.

Sementara itu, aparat kepolisian langsung membongkar tenda dan mengangkat kursi-kursi yang digunakan jemaat GKI untuk melaksanakan doa dan refleksi keprihatinan natal GKI Yasmin.

Aksi tersebut memacetkan lalu lintas di Jalan KH Abdullah Bin Nuh tempat gereja tersebut berada, selama satu jam lebih arus ditutup dan dialihkan ke jalur sebelahnya.

Kepala Bagian Ops Polres Bogor AKP Irwansyah mengatakan penempatan pasukan akan dilakukan mulai malam ini hingga situasi stabil.

"Sebagian personil akan kita kerahkan mengamankan malam ini, hingga situasi benar-benar aman," katanya.

Menurut Irwansyah penempatan personil dalam jumlah setingkat satu kompi bukalah hal yang luar biasa, karena dilihat dari potensi kejadian tersebut memicu timbulnya konflik.

"Ini juga merupakan bagian dari Operasi Lilin 2010 yang kita laksanakan," ujarnya.

Irwansyah mengatakan, untuk mencegah terjadinya aksi serupa, pihaknya akan menempatkan mobil-mobil patroli diparkir di atas trotoar dengan tujuan agar jemaat tidak lagi mendirikan tenda di atasnya.

Aksi massa berakhir hingga pukul 22.00 WIB, setelah seluruh tenda dan kursi-kursi dibawa oleh petugas kepolisian.

(KR-LR/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010