Jayapura (ANTARA) - Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua mengklaim perlengkapan kirab api PON XX dibuat menyerupai salah satu alat musik tradisional setempat yakni tifa.

Wakil Sekretaris IV Bidang Humas dan PPM PB PON Papua Kadkis Matdoan di Jayapura, Rabu, mengatakan terinspirasi alat musik tradisional tifa, seluruh dasar desain perlengkapan kirab api PON yang dibuat menyerupai bentuk alat musik kebanggaan Bumi Cenderawasih ini.

"Tifa bagi masyarakat Papua adalah alat musik tradisional yang mampu menyatukan semua elemen masyarakat," katanya.

Menurut Kadkis, bahkan tifa mendapatkan apresiasi dunia setelah diperkenalkan di ajang Festival Fete De La Musique yang diselenggarakan UCCN (UNESCO Creative Cities Network).

"Provinsi Papua, sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XX 2021 telah menyiapkan desain perlengkapan kirab api ini secara mendalam melewati berbagai pertimbangan
karakteristik masyarakat dan budaya," ujarnya.

Baca juga: Jayawijaya pastikan Kirab Api PON ketat prokes

Dia menjelaskan sebagai salah satu lumbung seni dan budaya di Indonesia, melalui putra-putri terbaiknya, Papua berhasil berkolaborasi membuat desain kreatif obor, tungku, dan lentera yang unik mengadopsi kekayaan budayanya.

"Bentuk ini menggambarkan sikap keteguhan dan keberanian masyarakat Papua," katanya.

Dia menambahkan pada beberapa sisi terdapat ornamen yang terinspirasi dari kekayaan alam Papua, salah satu sisinya, terdapat warna kuning yang menyimbolkan kemakmuran dan kejayaan wilayah gunung dan pantai di mana menariknya, seluruh proses kreatif ini menggunakan tangan-tangan terbaik yang dimiliki Indonesia, mulai proses desain hingga produksi melibatkan putra-putra terbaik bangsa.

"Papua ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia mampu melakukan semua ini secara mandiri lewat kreativitas anak negeri," ujarnya.

Baca juga: KONI Pusat ajak masyarakat ramaikan lari virtual "Kirab Api PON Papua"
Baca juga: Seluruh kontingen di PON Papua bakal karantina selama lima hari
Baca juga: BNPB siapkan 2 juta masker di arena PON XX Papua

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021