Jakarta (ANTARA) - Pelatih kepala tim bola basket putra Bangka Belitung, Efri Meldi, meyakini peta persaingan cabang olahraga tersebut di PON Papua 2021 bakal kompetitif tertular hal serupa yang terjadi dalam Liga Bola Basket Indonesia (IBL) musim lalu.

"PON tahun ini menurut saya menarik, karena dari 10 tim yang ikut itu enggak bisa lagi dibilang tim-tim Jawa sudah pasti menang, seperti PON sebelum-sebelumnya," kata Meldi saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

"Kalau sekarang PON ini akan sangat kompetitif sekali. Pasti sedikit banyak cukup tertular juga dari IBL musim kemarin," ujarnya menambahkan.

Pelatih yang baru kemarin mengumumkan keputusan berpisah dari tim IBL Satya Wacana Saints Salatiga selepas 14 tahun masa bakti tersebut akan menukangi lima bekas anak asuhnya di tim Babel.

Baca juga: PP Perbasi umumkan hasil undian cabang basket untuk PON Papua

Selain Aldy Valentino, Febrianus Khiandio dan Rian Sanjaya di tim Babel ada juga dua nama yang sempat mencuri perhatian di IBL 2021 yakni Antoni Erga serta Alexander Franklyn.

Sebagaimana Meldi mendampingi sejumlah anak asuhnya dari Satya Wacana, tim-tim provinsi lain juga diperkuat beberapa pemain muda yang musim lalu melantai di IBL seperti Agassi Goantara di Banten serta Yesaya Daudale dan Patrick Nicholas di DKI Jakarta.

"Saya melihat tim-tim Jawa memang bagus, tetapi saya yakin mereka juga sudah menyadari dan mengantisipasi kekuatan Babel," kata Meldi.

Baca juga: Dewa United ajak staf IBL dan media 'main basket bareng' isi Haornas

"Jadi memang sama-sama saling mengantisipasi. Boleh dibilang tidak ada tim besar lagi, karena pemainnya cukup merata dan banyak yang main di IBL," ujarnya melengkapi.

Di PON Papua, tim putra Babel tergabung di Pool B bersama Bali, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan tuan rumah Papua.

Sedangkan Jawa Barat yang menyabet medali emas bola basket putra PON dua edisi terakhir berada di Pool A bersama Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan.

Baca juga: Pemain Basket Kalbar optimistis raih medali di PON XX Papua
 

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021